Gempa Bumi Langka di Kalimantan Tengah Diselidiki BMKG

  • Jumat, 13 Juli 2018 - 05:21:37 WIB | Di Baca : 2100 Kali

SeRiau - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat wilayah Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah, diguncang gema bumi, Kamis (12/7) pukul 15.43 WIB dengan kekuatan 4,2 Skala Richter.

"Sesuai informasi dari Kepala Stasiun Geofisika Balikpapan (Kalimantan Timur) Mudijianto yang kami terima menyebutkan gema bumi tektonik ini tidak berpotensi tsunami," kata Kepala BMKG Barito Utara, Juli Budi Kisworo seperti dikutip Antara, Kamis (12/7).

Menurut Juli, hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi dengan episenter terletak pada koordinat 1.87 Lintang Selatan dan 113.43 Bujur Timur atau tepatnya berlokasi pada jarak 70 kilometer Barat Laut Palangka Raya ibu kota Provinsi Kalteng, dengan kedalaman hanya 5,0 kilometer.

Pada peta tingkat guncangan (shake map) BMKG menunjukkan bahwa dampak gempa bumi berupa guncangan kuat/lemah dirasakan di daerah Katingan dan Kasongan dalam skala intensitas IISIG BMKG atau (III-IV MMI).

"Di daerah ini guncangan gempa bumi dilaporkan dirasakan oleh banyak orang atau beberapa orang, bahkan beberapa warga ada yang berhamburan keluar rumah untuk menyelamatkan diri," katanya.

Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi ini merupakan gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar lokal.

"Terkait dengan peristiwa gempa bumi tektonik itu, hingga laporan ini disusun pada pukul 17.00 WIB belum terjadi aktivitas gempa bumi susulan. Masyarakat diimbau agar tetap tenang, dan terus mengikuti arahan BPBD dan BMKG," katanya.

Juli menjelaskan BMKG Barito Utara memiliki alat deteksi gempa bumi dan tsunami atau Tsunami Early Warning System (TEWS). Alat ini berfungsi untuk membantu BMKG dalam memantau gempa dan tsunami yang terjadi di wilayah Pulau Kalimantan atau khususnya di sekitar laut Sulawesi.

"Alat ini hanya bersifat sensor yang secara otomatis memberikan informasi kalau terjadi gempa kepada BMKG Pusat," katanya.

Meski pulau Kalimantan secara umum diketahui selama ini dikenal aman dari gempa dan tsunami, namun fakta mencatat sejarah yang merupakan peristiwa langka telah terjadi di Kalteng khususnya Muara Teweh.

Kejadian gempa bumi di Kalteng terjadi di Muara Teweh bertepatan dengan Lebaran tahun 2016, BMKG mencatat wilayah Muara Teweh Kabupaten Barito Utara dan Buntok Kabupaten Barito Selatan, Kalimanatan Tengah terjadi gempa bumi pada Rabu sekitar pukul 14.03 WIB dengan kekuatan 4,5 Skala Richter.

"Gempa bumi bertepatan hari Lebaran atau 6 Juli 2016 kemungkinan gempa lokal yang hanya dirasakan penduduk setempat. Titik koordinatnya pada 1,43 Lintang Selatan dan 115,14 Bujur Timur," kata dia.

Selain itu yang terekam pada Pusat Gempa Regional BMKG Wilayah III Denpasar, Bali pernah dialami pada tanggal 5 Juli 1996 sekitar 22.04 WIB atau 23.04 Wita di kawasan PIR Butong Kecamatan Teweh Selatan.

Gempa Tektonik dengan kekuatan 5,5 Skala Richter ini berada di pusat gempa 01,14 Lintang Selatan (LS) dan 114,85 Bujur Timur (BT) dengan kedalaman 33 kilometer (normal) dan intensitas gempa III MMI (Modified Mercalli Intensity) atau berada di daratan sekitar 30 kilometer arah Selatan Kota Muara Teweh.

Gempa yang disebabkan aktifitas sesar/patahan setempat (lokal) bisa diikuti gempa susulan berlangsung sampai dengan 15 hari berikutnya dan kekuatan maupun frekuensinya makin turun.

"Kejadian langka ini dirasakan hampir semua penduduk di Muara Teweh dan sekitarnya, bahkan dilaporkan ada beberapa bangunan yang mengalami retak-retak," jelas Budi.

Dalam rekaman BMKG Wilayah III Denpasar itu juga tercatat peristiwa lainnya yang dirasakan masyarakat Muara Teweh terjadi gempa 70 kilometer arah barat kota Balikpapan, Kaltim, yang terjadi pada 3 Juli 1998 sekitar pukul 07.36 WIB.

Pada saat itu kekuatan gempa 5.0 Skala Richter dengan kedalaman 33 kilometer pada 114 LS dan 116,28 BT dan getaran gempa terasa III MMI.

Dari sejarah gempa bumi di Indonesia yang terjadi di Kalimantan selain di Muara Teweh dan wilayah Balikpapan (Laut Sulawesi), tercatat tiga kali berturut-turut peristiwa bencana gempa bumi di Tarakan, Kalimantan Utara dan sekitarnya yakni pada 19 April 1923, 13 April 1924 dan 14 Pebruari 1925 dengan kekuatan mencapai VIII skala MMI. (**H)


Sumber: CNN Indonesia





Berita Terkait

Tulis Komentar