TKI Ilegal Diimbau Pulang Sebelum Terciduk Razia di Malaysia

  • Sabtu, 07 Juli 2018 - 21:55:38 WIB | Di Baca : 1113 Kali

SeRiau - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kuala Lumpur mengimbau Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ilegal agar mendaftar pemulangan sukarela untuk menghindari terciduk razia besar-besaran.

"Kami imbau para TKI ilegal agar segera mendaftarkan Program Penghantaran Pulang Sukarela (3+1)," ujar Atase Imigrasi KBRI Kuala Lumpur, Mulkan Lekat di Kuala Lumpur, seperti yang dikutip dari Antara pada Sabtu (7/7).

Mulkan mengatakan TKI ilegal yang tidak memiliki izin kerja agar segera mendaftarkan diri di program tersebut karena Jabatan Imigresen Malaysia (JIM) sudah melakukan Operasi Mega 3.0 terhitung mulai 1 Juli 2018.

"Dengan program tersebut WNI dapat kembali ke Indonesia melalui jalan yang sah, nyaman dan aman. KBRI mengimbau agar WNI menghindari calo dalam pengurusannya," katanya.

Mulkan juga mengimbau WNI tidak tergiur penawaran kartu MyKas yang beredar di sejumlah sosial media belakangan ini.

KBRI Kuala Lumpur sudah memberikan imbauan tersebut Kamis sore (5/7) lalu dengan Nomor : 00051/KP/07/2018/07.

Sebelumnya beredar di sejumlah grup WhatsApp bahwa dengan memegang kartu MyKas para WNI bisa mendapatkan izin tinggal sementara di Malaysia.

KBRI telah melakukan konfirmasi kepada Jabatan Imigresen Malaysia (JIM) bahwa kartu MyKas khusus diperuntukkan bagi orang yang tidak mempunyai kewarganegaraan (stateless) dan tidak diberikan kepada Pendatang Asing Tanpa Ijin (PATI).

"Kartu MyKas sendiri hingga sekarang belum pernah diterbitkan," katanya.

Sementara Jabatan Imigresen Selangor telah melakukan Operasi Mega 3.0 Sabtu (7/7) di rumah kongsi atau rumah petak TKI di kawasan Mokhtar Dahari, Puncak Alam, Kuala Selangor, Selangor.

Dalam operasi tersebut mereka telah memeriksa satu tempat perniagaan atau premis dan memeriksa 204 orang terdiri 88 laki-laki, 15 perempuan dan satu anak-anak.

Dari jumlah tersebut sebanyak 104 orang merupakan pekerja ilegal atau Pendatang Asing Tanpa Identitas (PATI).

Mereka terdiri dari orang Indonesia sebanyak 65 orang (laki-laki 50 dan perempuan 15), Bangladesh 37 orang (laki-laki 36 dan perempuan satu) dan Myanmar dua orang. (**H)


Sumber: CNN Indonesia





Berita Terkait

Tulis Komentar