Studi: Milenial Merupakan Generasi yang Tak Bahagia

  • Ahad, 24 Juni 2018 - 06:45:12 WIB | Di Baca : 1310 Kali

SeRiau - Studi The Health Foundation melansir milenial sebagai generasi yang tidak bahagia dan kurang sehat dibandingkan orang-orang terdahulu, termasuk orang tua mereka. Kaum milenial yang saat ini berusia 20-30 tahun bahkan disebut mengalami banyak kesulitan, mulai dari rumah hingga pekerjaan.

"Beberapa anak muda saat ini menghadapi kehidupan yang tidak stabil. Anak muda memasuki usia menengah (45-64 tahun) tanpa dasar yang kuat untuk hidup sehat," terang laporan tersebut dikutip dari CNN.com, Sabtu (23/6). 

Penelitian ini mengkaji empat aset yang dimiliki milenial di Inggris yang menjadi dasar kesehatan di masa depan, yakni dukungan emosional, kemampuan dan kualifikasi mengejar karier, dukungan praktis, dan koneksi pribadi. 

Hasilnya, dari 2.000 orang berusia 22 hingga 26 tahun, kurang dari 50 persen di antaranya menyatakan memiliki salah satu dari empat aset tersebut. 

"Penelitian baru ini mendemonstrasikan banyak anak muda di Inggris tidak memiliki dukungan dalam menghadapi transisi menuju kehidupan yang lebih dewasa. Tanpa empat aset ini, hidup mereka penuh risiko," imbuh direktur The Health Foundation Jo Bibby dalam sebuah pernyataan.

Kebutuhan lain yang penting untuk kesehatan milenial adalah lingkungan rumah yang sehat. Namun, 64 persen partisipan menyatakan anak muda kesulitan mendapatkan rumah. Kesulitan ini dapat memicu kecemasan, stres, dan depresi. 

Faktor lain yang merugikan milenial adalah tren pekerjaan kontrak. Akibatnya, generasi muda ini merasa tak aman secara finansial. Lebih dari separuh responden menyatakan mereka kesulitan menemukan pekerjaan yang dibayar cukup. Apalagi mendapat tawaran jenjang karier yang baik.

Laporan ini menyebut ketiadaan pekerjaan yang berkualitas membuat generasi milenial rawan perilaku hidup tidak sehat, seperti merokok dan konsumsi alkohol. 

Sosiolog dari University College London (UCL) Morag Henderson pun setuju dengan laporan terhadap generasi milenial ini.

"Anak muda menghadapi kondisi yang lebih stres ketimbang generasi yang lebih tua, seperti persaingan keras, biaya rumah yang mahal, biaya pendidikan meningkat, dan masalah tentang identitas diri seiring berkembangnya media sosial," kata Henderson yang tidak terlibat dalam penelitian itu. (**H)


Sumber: CNN Indonesia





Berita Terkait

Tulis Komentar