Novel Ungkit Lagi Dugaan Oknum Jenderal dalam Teror Air Keras

  • Ahad, 17 Juni 2018 - 16:18:06 WIB | Di Baca : 1212 Kali

 


SeRiau - Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan kembali mengungkit soal dugaan oknum 'Jenderal' di balik teror air keras atas dirinya lebih dari setahun lalu. Namun, ia masih enggan mengungkap siapa oknum 'Jenderal' itu di forum publik. 

"Saya tidak pada pada posisi ingin menyampaikan hal itu di forum publik karena itu tidak pada tempatnya disampaikan di forum publik. Justru menyampaikan di forum publik menjadi media kriminalisasi, itu tidak tepat,"ujar Novel dalam konferensi pers di dekat Masjid Jami Al Ihsan Kelapa Gading, Jakarta Utara, Minggu (17/6).

Di lokasi itu, pada 11 April 2017, saat pulang usai salat subuh berjemaah, wajah Novel disiram air keras oleh orang yang berboncengan di sepeda motor. Hingga kini, pelaku penyiraman air keras yang menyebabkan rusaknya mata Novel belum ditemukan, bahkan belum terlihat titik terang pengusutan kasusnya.

Terkait dugaan oknum jenderal, Novel menegaskan itu sudah pernah ia sampaikan dalam beberapa kesempatan. BUkan kali ini saja. Oleh karena itu, Novel menilai itulah yang membuat pengusutan kasusnya berjalan lambat.

"Bahkan, saya sudah yakin (kasus) ini tidak akan diungkap," ujarnya.

Novel berharap pemimpin negara serius dalam mengungkap kasusnya yang bukan merupakan kasus biasa. Terlebih, penyerangan secara fisik terhadap pegawai KPK bukan hanya terjadi terhadapnya tetapi juga beberapa rekannya. Bahkan, ia menduga oknum 'Jenderal' yang terlibat adalah oknum yang sama. 

"Penyerangan ini bukan cuma terjadi satu kali. Ada ancaman pembunuhan kepada pegawai KPK dan itu direkam. Ada serangan lainnya ke rumah keamanan (safe house) KPK, pernah juga ada penculikan kepada pegawai KPK yang sedang bertugas walaupun sudah beberapa lama. Itu semua diduga dilakukan oleh pihak-pihak yang sama," ujarnya.

Saat ditanyakan para wartawan apakah ia telah menyampaikan dugaan keterlibatan oknum 'Jenderal' kepada kepolisian, Novel menyatakan pernah menginformasikannya. Namun, hal terkait oknum 'Jenderal' itu memang tidak tercantum dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP).

"Dalam BAP memang tidak pernah tetapi dalam penyampaian pernah, saya kira," ujarnya.

Novel berharap dengan melontarkan dugaan keterlibatan oknum 'Jenderal' sejak awal, para petinggi negara melihat kasus yang menimpanya sebagai kasus penting dan bukan masalah risiko pekerjaan yang biasa. Namun, selang setahun dua bulan, kasusnya tak kunjung usai. 

Lebih lanjut, Novel menduga ada pembiaran dalam upaya pengungkapan kasusnya. Ia pun tak pernah menerima pemberitahuan perkembangan penyidikan. Kendati demikian, ia meyakini bahwa aparat penegak hukum di Indonesia memiliki kemampuan untuk menguak kebenaran kasusnya.

Kali pertama Novel mengungkap dugaan ada oknum Jenderal di balik teror atas dirinya saat menjawab wawanacara majalah berbasis di Amerika Serikat, Time, yang terbit pada pertengahan 2017 silam.

"Saya sebenarnya telah menerima informasi bahwa seorang jenderal kepolisian-level tinggi dari jajaran kepolisian-terlibat. Awalnya, saya bilang itu informasi yang bisa jadi salah. Namun, kini sudah dua bulan lamanya dan kasus saya tak juga menemukan titik terang. Saya lantas bilang (kepada orang yang memberikan informasi), bahwa informasi itu bisa saja benar," kata Novel Baswedan kala itu seperti dikutip Time, 13 Juni 2017.

Pernyataan Novel itu pun membuat gegar dunia hukum dan politik Indonesia. Komisi III DPR yang kala itu masih dipimpin Ketua DPR saat ini, Bambang Soesatyo mempertanyakan langkah Novel menyebut keterlibatan 'orang kuat' atau oknum jenderal kepolisian dalam kasus penyiraman air keras.

"Kenapa enggak langsung aja sebut atau tunjuk siapa jenderal itu, selesai. Langsung proses hukum. Nah kalau saling menuding-nuding gitu kan buruk bagi stabilitas nasional," kata Bambang pada 15 Juni 2017.

Kemudian Kapolri Jenderal Tito Karnavian pun angkat bicara menanggapi dugaan yang dilontarkan Novel. Ia mengaku ada ketidaknyamanan setelah pernyataan Novel soal dugaan oknum Jenderal.

"Kepolisian membuka diri kepada teman-teman KPK, apalagi Novel (sudah) menyampaikan ada kecurigaan dari oknum kepolisian. Ini tentu dari kepolisian tidak nyaman dan juga tidak enak ada kecurigaan hal-hal negatif seperti itu," kata Tito dalam jumpa pers di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, 19 Juni 2017.

Hampir senada dengan pernyataan Bambang, Polri pun berharap Novel terbuka seputar dugaan keterlibatan oknum jenderal dalam teror air keras terhadapnya.

Namun, Novel hingga saat ini pun belum mengungkapkan secara gamblang soal oknum jenderal yang dimaksudnya. Pada 27 Februari 2018, Novel menyatakan akan mengungkapkan dugaan oknum jenderal itu saat pengobatan matanya selesai, serta berharap Presiden Jokowi membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF).

Pada peringatan satu tahun teror atas dirinya, 11 April 2018, Novel kembali menyinggung soal dugaan oknum petinggi penegak hukum di balik serangan air keras itu.

"Saya menduga ada oknum Polri yang terlibat dalam aksi ini, saya menduga bahwa itu yang terjadi," tegas Novel terkait aksi teror air keras pada dirinya. 


(sumber CNN Indonesia)





Berita Terkait

Tulis Komentar