Austria akan tutup tujuh masjid dan usir sejumlah imam masjid, Turki marah

  • Sabtu, 09 Juni 2018 - 00:46:10 WIB | Di Baca : 1083 Kali

SeRiau - Austria telah mengumumkan akan menutup tujuh masjid dan mengusir sejumlah imam masjid di negara itu yang dikatakan didanai oleh negara-negara asing.

Kanselir Austria, Sebastian Kurz, mengatakan pada Jumat (08/06) langkah itu diambil sebagai tindakan tegas terhadap apa yang disebutnya sebagai "aktivitas politik Islam", seperti dilaporkan kantor berita AFP.

"Segala kegiatan yang terkait dengan politik Islam dan gerakan radikal tidak akan mendapat tempat di Austria," kata Kurz.

Langkah itu oleh Turki disebut sebagai bentuk islamofobia.

Keputusan ini diambil pemerintah Austria setelah tim otoritas urusan agama melakukan penyelidikan independen di sejumlah masjid di ibu kota Wina yang pendanaannya dilaporkan didukung oleh Turki.

Penyelidikan itu antara lain menyasar foto-foto yang memperlihatkan kegiatan anak-anak muda yang mengenakan kemeja mirip tentara Turki dalam sebuah acara internal di sebuah masjid di Wina.

Menurut tim peneliti, foto-foto itu - yang kemudian diterbitkan mingguan Falter - menggambarkan mereka terlibat semacam pertunjukan drama mengenai kemenangan rezim Ottoman Turki dalam pertempuran Gallipoli selama Perang Dunia I.

Dalam foto-foto yang diterbitkan awal tahun ini terlihat pula adegan ketika beberapa tentara Turki itu tewas dan kemudian ditutup dengan bendera Turki.

Anak-anak itu juga terlihat melakukan aktivitas baris-berbaris, menghormati, serta melambaikan bendera Turki.

Dilaporkan masjid itu dikelola oleh Asosiasi Budaya Turki-Islam atau ATIB, yang berpusat di kota Koln Jerman, dan merupakan cabang dari direktorat urusan agama Turki, Diyanet.

ATIB sendiri menyatakan mengutuk segala aktivitas yang terekam dalam foto-foto itu dan "sangat menyesalkannya".

Kritikan Turki

Pemerintah Austria mengatakan 60 dari 260 imam masjid di negara itu sedang diselidiki, 40 di antara mereka merupakan bagian dari Asosiasi Budaya Turki-Islam.

"Masyarakat paralel, politik Islam dan kecenderungan radikal tidak mempunyai tempat di negara kami, " kata Kanselir Austria Sebastian Kurz, Jumat (08/06).

Langkah Austria ini sontak dikritik oleh Turki. Juru bicara presiden Ibrahim Kalin menyampaikan kecaman lewat Twitter.

Menurutnya, keputusan itu mencerminkan gelombang islamofobia, rasisme dan diskriminasi di negara tersebut.

Hubungan kedua negara memburuk selama beberapa tahun terakhir.

Dalam kampanye pemilihan umum tahun lalu, Kurz menitikberatkan pada kekhawatiran akan arus pendatang dan integrasi Muslim. Partai konservatif pimpinannya, Partai Rakyat (ÖVP), membentuk koalisi pemerintah dengan partai kanan jauh Partai Kebebasan (FPÖ).

Kurz menghendaki Uni Eropa membatalkan negosiasi keanggota Turki - sikap yang membuat marah Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. (**H)


Sumber: tribunnews.com





Berita Terkait

Tulis Komentar