Anak Macan Tersesat ke Kandang Unggas, Ayam dan Entok Jadi Santapan Empuk

  • Selasa, 05 Juni 2018 - 05:19:38 WIB | Di Baca : 2219 Kali

SeRiau - Seekor anak macan tutul ditemukan di kandang unggas yang berada di kandang unggas milik warga Kampung Ciruntah, Desa Cihideung, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung. 

Satwa bernama latin Panthera pardus Melas itu tersesat di kandang unggas milik Bambang, warga Kampung Ciruntah, pada Minggu, 3 Juni 2018, sekitar pukul 20.10 WIB.

Setelah menyantap tiga ekor ayam dan dua ekor entok, lewat tengah malam petugas Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat memutuskan untuk mengevakuasi macan tutul itu.

Personel tim Gugus Tugas Evakuasi dan Penyelamatan BBKSDA Jawa Barat yang dibekali senapan bius dari Kebun Binatang Bandung langsung mengevakuasi macan yang bersembunyi di kandang unggas itu.

Kepala BBKSDA Jawa Barat Sustyo Iriyono menerangkan, tim langsung meluncur menuju ke lokasi kejadian dan tiba sekitar pukul 23.15 WIB.

"Setelah meminta keterangan dari pemilik kandang unggas, tim gabungan langsung bergerak dengan terlebih dahulu memastikan pemblokiran kandang unggas untuk melakukan penangkapan dengan metode penembakan bius," ujarnya di Bandung, Senin, 4 Juni 2018.

Tim gabungan berhasil melumpuhkan macan tutul sekitar pukul 00.15 WIB dan langsung diidentifikasi awal sebelum dimasukkan dalam kandang evakuasi yang telah dipersiapkan.

Sustyo menjelaskan, macan tutul jantan berumur 1,5 tahun memiliki berat badan sekitar 25 kilogram. Dia diperkirakan berasal dari kawasan hutan Cagar Alam Gunung Tilu.

"Setelah proses evakuasi satwa, tim telah memberikan ganti rugi seharga lima ekor unggas yang telah dimangsa oleh macan tutul tersebut," jelasnya.

Setelah itu, tim gabungan membawa macan tutul tersebut ke kantor BBKSDA di Soreang dan memindahkannya ke dalam kandang karantina di Kebun Binatang Bandung. "Setelah dipastikan sehat dalam 2-3 hari, langsung dilepasliarkan," tuturnya.

Lepas dari Induknya

Sustyo menerangkan macan tutul jantan muda turun gunung dari Gunung Tilu karena memang umumnya keluar dari habitatnya. Menurut dia, macan tutul muda yang sudah lepas dari induknya akan mencari daerah teritori baru. Otomatis, macan tutul muda akan mencari teritori yang tidak dikuasai pejantan lain.

"Adanya anak macan tutul yang keluar itu artinya kawasan sehat, ketersediaan mangsa cukup, dan tidak ada aktivitas manusia. Namun bisa terjadi karena adanya pemisahan kelompok sehingga mulai mencari mangsa sendiri," paparnya.

Ia pun menjelaskan, secara insting alamiahnya, macan tutul cenderung lebih toleran dan menghindar apabila berhadapan langsung dengan manusia. Ia menekankan keberadaan macan tutul dalam sebuh rantai makanan sangat vital sekali, yaitu sebagai pengendali ekosistem hutan.

Sustyo menambahkan, dalam kurun dua bulan terakhir, kasus macan turul turun gunung sudah terjadi dua kali. Sebelumnya, kejadian tersebut terjadi di Sukabumi.

Untuk mengantisipasi kejadian serupa, pihak BBKSDA selalu menyiagakan petugasnya.

"Kita punya 22 tim resort base management di Jabar. Tiap resort punya tim gugus dan ada call center juga. Kita selalu memberikan informasi kepada masyarakat apabila menemukan satwa dilindungi jangan dibunuh," ujarnya. (**H)


Sumber: Liputan6.com





Berita Terkait

Tulis Komentar