Tak Bisa Masuk Sekolah Favorit Gara-gara Sistem Zonasi, Siswi di Blitar Bunuh Diri

  • Sabtu, 02 Juni 2018 - 03:51:15 WIB | Di Baca : 1404 Kali

SeRiau - EL, seorang siswi sekolah menengah pertama (SMP) di Kota Blitar, Jawa Timur nekat bunuh diri karena diduga tidak bisa masuk ke sekolah favoritnya setelah terkendala zonasi. Pemakaman korban yang berlangsung Jumat (1/6), diwarnai isak tangis keluarga.

Proses pemakaman tersebut dilakukan di sekitar rumah korban, di Desa/Kecamatan Srengat, Kabupaten Kediri. Keluarga korban terpukul dengan kematian EL yang notabene masih kecil, baru lulus SMP.

Ibunda EL, Endang Susiana mengaku putrinya memang ingin bersekolah di tempat seperti kakak-kakaknya sekolah, yaitu di Kota Blitar. Namun anaknya seakan pesimistis, karena terkendala dengan sistem zonasi.

"Dia inginnya ke tempat seperti mas dan mbaknya. Kalau nilai mencukupi, tapi dia pesimistis karena rayon, zonasi itu," kata Endang di Blitar. Dikutip dari Antara.

Endang berharap pemerintah mengkaji lagi sistem zonasi yang telah diterapkan tersebut. Sistem sebaiknya dibuat seperti dulu, agar anak-anak yang ingin bersekolah dipilihnya bisa terealisasi.

"Harapannya bisa kembali seperti dulu lagi, karena ini juga terkait dengan perasaan anak," kata dia.

Proses pemakaman EL berlangsung dengan lancar. Jenazah awalnya ditempatkan di rumah singgah sebelum dimakamkan. Jenazah lalu diangkut dengan mobil dan ditempatkan di peti jenazah berwarna putih.

Seluruh keluarga, serta rekan korban juga ikut mengantarkan pemakaman EL. Keluarga sangat terpukul saat jenazah hendak dimakamkan. Bahkan, ayahanda korban juga berkali-kali memanggil nama korban dengan ekspresi yang sangat sedih.

Dalam proses pemakaman tersebut, kakak korban, juga sempat melepaskan burung merpati ke udara, sebagai simbol ruh adiknya terbang ke surga. Setelah peti korban dimasukkan ke dalam lubang pemakaman, lalu diuruk dengan tanah. Di atasnya diberi taburan bunga.

Sebelumnya, EL, seorang siswi SMP di Kota Blitar ditemukan meninggal dunia dengan cara gantung diri, pada Selasa (29/5) petang di kamar indekos. Ia diduga bunuh diri karena tidak bisa masuk ke sekolah favoritnya, karena terganjal sistem zonasi. (**H)


Sumber: Merdeka.com





Berita Terkait

Tulis Komentar