China Penjarakan Ribuan Warga Muslim, Didoktrin Cintai Partai Komunis

  • Selasa, 22 Mei 2018 - 11:30:31 WIB | Di Baca : 1230 Kali

SeRiau - Pemerintah China membentuk penjara rahasia khusus umat Islam yang dituduh ekstremis. Kebanyakan yang dipenjara adalah warga Muslim Uighur, namun juga ada beberapa warga asing dari Kazakhstan. Di tempat ini mereka didoktrin mencintai komunis dan meninggalkan agamanya.

Hal ini diungkap oleh kantor berita Amerika Serikat, Associated Press (AP), yang juga dikutip oleh berbagai media kenamaan dunia lainnya seperti New York Times, ABC News, dan The Independent dari Inggris. AP berhasil mendapatkan pengakuan mantan tahanan di penjara itu, seorang pria Kazakhstan bernama Omir Bekali. 

Bekali dipenjara di sebuah tempat rahasia selama delapan bulan tahun lalu. Bekali mengaku mendapatkan penyiksaan, didoktrin komunis, dan dipaksa tidak menjalankan ajaran agamanya. Siksaan psikis adalah yang paling berat, dia harus menyatakan sumpah setia kepada Partai Komunis dan menghina agama dan sukunya sendiri.

Setelah 20 hari berada di penjara, dia mengaku ingin bunuh diri.

"Tekanan psikologisnya sangat besar, ketika kau harus mengkritik dirimu sendiri, mengabaikan pemikiranmu - kelompok etnikmu sendiri. Saya masih membayangkannya setiap malam, sampai matahari terbit. Saya tidak bisa tidur. Pikiran itu ada dalam diri saya setiap saat," kata Bekali kepada AP akhir pekan lalu.

Kamp konsentrasi, lebih tepat dikatakan demikian, karena tidak hanya dipenjara melainkan "dididik". Diperkirakan ada ratusan hingga ribuan warga Muslim China yang ditahan di kamp-kamp Xinjiang. Perwakilan Amerika Serikat di China seperti dikutip AP mengatakan bahwa ini "adalah penahanan massal terbesar terhadap masyarakat minoritas di dunia saat ini."

Kementerian Luar Negeri AS memperkirakan ada puluhan ribu orang yang ditahan China. Sementara stasiun televisi di Turki yang dioperasikan oleh para pelarian dari Xinjiang memperkirakan ada 900 ribu tahanan.

Bekas pengajar di penjara ini kepada AP mengatakan, para tahanan beragam, dari para petani yang tidak bisa bahasa China, pemilik ponsel dengan materi separatisme di dalamnya, hingga para santri Uighur yang baru belajar Islam di luar negeri.

Tidak ada pejabat China yang buka mulut terkait penjara ini. Kementerian Luar Negeri China mengatakan "tidak pernah mendengarnya". Ketika ditanya mengapa warga asing juga ditahan, pemerintah China mengatakan mereka melindungi hak-hak warga asing dan pendatang harus taat hukum. (**H)


Sumber: kumparanNEWS





Berita Terkait

Tulis Komentar