Dolar AS Rp 14.200, Ekonom: BI Harus Keluarkan Kebijakan Lain

  • Selasa, 22 Mei 2018 - 10:57:09 WIB | Di Baca : 1261 Kali

SeRiau - Hari ini nilai dolar AS tercatat mendekati Rp 14.200, berdasarkan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) nilai dolar tercatat Rp 14.178. 

Menanggapi hal tersebut Kepala Ekonom Maybank Indonesia Juniman menjelaskan Dampak kebijakan kenaikan suku bunga yang dilakukan oleh Bank Indonesia (BI) dinilai membutuhkan waktu untuk memengaruhi nilai Rupiah terhadap dolar AS. Penguatan dolar juga terjadi pada mata uang lain. 

Dia menjelaskan pelemahan rupiah ini juga karena outflow yang terjadi di pasar saham dan pasar obligasi. Juniman menjelaskan outflow terjadi karena saat ini investor melihat kondisi ekonomi global, misalnya The Federal Reserve menaikkan bunga maka tekanan untuk aliran modal keluar dari negara berkembang akan semakin kuat. 

"BI juga harus mengeluarkan bauran kebijakan lain untuk mengganjal kebijakan kenaikan bunga"Kepala Ekonom Maybank Indonesia Juniman

Kemudian current account deficit (CAD) juga turut memengaruhi pelemahan nilai tukar. Ini terjadi karena impor yang meningkat di tengah perbaikan ekonomi namun ekspor terbatas. Selain itu neraca pembayaran juga mengalami masalah.

"Selain itu yang perlu diingat bulan ini adalah musim pembayaran dividen yang turut memperparah keadaan nilai tukar. Sehingga terkesan Rupiah melemah signifikan padahal faktornya banyak," kata Juniman saat dihubungi detikFinance, Selasa (22/5/2018).

Juniman menjelaskan memang kenaikan bunga acuan bukan jaminan untuk perbaikan nilai tukar ini. Untuk menopang ini BI harus memonitor keadaan seperti kondisi pasar keuangan. 

"BI juga harus mengeluarkan bauran kebijakan lain untuk mengganjal kebijakan kenaikan bunga. Seperti relaksasi kebijakan makroprudensial seperti loan to value (LTV)/GWM supaya likuiditas banyak karena ada pertumbuhan," ujarnya.

Dia mengungkapkan tahun lalu BI akan mengeluarkan LTV spasial namun tak jadi dikeluarkan. Jika relaksasi LTV dijalankan maka bisa mendorong sektor properti dan otomotif akan mendorong pertumbuhan. 

Kalau dilakukan itu semua bisa mendorong sentimen postif ke investor. Tapi sekarang BI menaikkan bunga tapi dia tidak melakukan apa-apa. 

Juniman yakin nilai tukar bisa kembali ke kisaran Rp 13.700. Namun, membutuhkan waktu, ini karena pada Juni dan Juli masih ada tekanan namun setelah itu jika BI kebijakan moneter dan melakukan bauran kebijakan maka kepercayaan investor akan kembali. Sehingga akhir tahun rupiah akan kembali di kisaran Rp 13.700. 

Dengan pergerakan nilai tukar ini banyak outflow atau aliran modal keluar. Kondisi ini akan menekan cadangan devisa (cadev) namun aliran masuk sangat terbatas. Dari data BI cadev RI per April 2018 tercatat US$ 126 miliar. (**H)


Sumber: detikFinance





Berita Terkait

Tulis Komentar