Jual Mi Ayam dan Sablon, Pekerjaan 2 Terduga Teroris Mojokerto

  • Jumat, 18 Mei 2018 - 05:25:34 WIB | Di Baca : 1618 Kali

 

SeRiau-  Densus 88 Antiteror meringkus bapak dan anak terduga teroris di Desa Betro, Kemlagi, Mojokerto. Sehari-hari, kedua terduga teroris ini bekerja di perusahaan sablon dan berjualan mi ayam.

"Pak Sutrisno kerjanya jualan mi ayam di Kota Mojokerto, juga kerja di perusahaan sablon. Lutfi juga kerja di tempat yang sama, garapan dibawa pulang, dikerjakan di rumahnya," kata tetangga dekat terduga teroris, Prapti Ningsih (44), kepada detikcom di lokasi penangkapan, Kamis (17/5/2018).

Prapti menjelaskan Sutrisno tinggal di rumah yang terletak di Dusun Betro Barat, Desa Betro, Kemlagi, itu sejak 9 tahun lalu. Terduga teroris ini mempunyai empat anak.

Rumah di Dusun Betro Barat tersebut dihuni Sutrisno bersama istrinya, Umi Rodiyah, anak pertama Sutrisno Lutfi Teguh Oktavianto (27), menantu Sutrisno Ifa, cucu Sutrisno yang berusia 3 tahun, serta anak laki-laki Sutrisno yang berusia 9 tahun. Sementara itu, dua anak Sutrisno lainnya menjalani pendidikan di pondok pesantren.

Menurut Prapti, rumah tersebut kerap digunakan sebagai tempat berkumpulnya Sutrisno bersama teman satu kelompoknya.

"Kalau kumpul di sini kadang siang, kadang malam, tidak tertutup. Biasanya yang datang sekitar lima orang laki-laki. Kalau dulu ada perempuannya," ujarnya.

Sehari-hari, lanjut Prapti, Sutrisno dan keluarganya masih mau bergaul dengan tetangga sekitar. Hanya, istri dan menantu Sutrisno selalu memakai jilbab dan cadar saat keluar dari rumah.

"Sama tetangga biasa saja, masih bergaul, ngobrol sama saya biasa saja. Kadang berbagi kue sama saya, masih mau takziah ke tetangga dekat," ungkapnya.

Pemilik Hamis Sablon, Ali Imron, membenarkan perihal pekerjaan Sutrisno dan Lutfi. Bapak-anak itu sudah hampir setahun bekerja di perusahaan miliknya, yakni perusahaan sablon map rapor.

"Sutrisno ambil plastik bahan isian map dari saya, kemudian dikerjakan di rumah dia. Mesin pres dari saya. Kalau Lutfi, selain kerjakan isian rapor, juga bantu pemasaran secara online," terangnya.

Ali Imron menambahkan, Sutrisno lahir di Desa Ketapan Kuning, Ngusikan, Jombang, sementara istrinya lahir di Dusun Betro Timur, Desa Betro, Kemlagi.

"Rumah yang saat ini ditempati Sutrisno itu dibeli dari tetangga sekitar 9 tahun yang lalu," tandasnya.

Sutrisno dan Lutfi ditangkap tim Densus 88 Antiteror di rumahnya pada Kamis (17/5/2018) sekitar pukul 15.30 WIB. Dari penangkapan ini, petugas menyita 28 buku terkait ajaran 'jihad'. Polisi juga memeriksa istri dan menantu Sutrisno di Mapolsek Kemlagi. (Sumber : Detiknews.com)





Berita Terkait

Tulis Komentar