Menhan: Tinggalkan Ego Sektoral Demi Percepat RUU Anti Terorisme.

  • Selasa, 15 Mei 2018 - 05:21:52 WIB | Di Baca : 1207 Kali

SeRiau - Pembahasan Revisi Undang-undang Anti Terorisme terus menjadi sorotan karena belum juga disahkan. Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu meminta semua pihak dapat meninggalkan ego sektoral agar mempercepat pengesahan Revisi UU Terorisme.

"Bukan mentok, dimentok-mentokin, enggak mau kita ada kekuatan. Ini begini, mau (ada korban-red) mati lagi. UU apapun demi melindungi rakyat harus segera disahkan. Kaji dong dengan benar, jangan dikait-kaitkan dengan yang lain. Ego sektoral kita terlalu tinggi. Saya enggak ada kepentingan apapun, enggak ada udang di balik batu," ujar Ryamizard, di Jakarta, seperti dikutip dari Antara, Selasa (15/5).

Ryamizard menilai percepatan pengesahan RUU Anti Terorisme sangat diperlukan. Dia bahkan curiga dengan pihak-pihak yang sengaja mengulur dan menunda pembahasan.

"Saya sakit melihat rakyat mati. Rakyat itu menjadi tujuan yang harus dilindungi. Tentara dengar harus sakit, satu orang pun mati kita bersedih," ucapnya.

Ryamizard menjelaskan, bahwa sejak tiga tahun lalu dirinya juga sudah mengingatkan terkait bahaya teroris di Indonesia. Ancaman teroris bisa sewaktu-waktu terjadi, jika bangsa Indonesia semakin lemah kedaulatannya.

"Ada ancaman nyata dan ancaman tidak nyata. Ancaman tidak nyata bisa menjadi nyata kalau kedaulatan negara terganggu. Musuh ancaman nyata adalah teroris. Bisa sewaktu-waktu terjadi. Berulang-ulang saya sampaikan," ucapnya.

Ryamizard mengatakan, Indonesia kini sedang menghadapi teroris generasi ketiga. Mereka bergerak karena memperjuangkan Islamic State (IS) yang sudah pulang di Suriah ke Indonesia.

"Mereka sudah nyatakan Islamic State Indonesia, Islamic State Malaysia dan Islamic State Filipina. Agar kita tahu apa kegiatan mereka, tahun lalu saya juga sudah membuat 'our eyes'," kata Menhan.

Ryamizard mengajak masyarakat bersatu melawan dan tidak memberikan ruang gerak kepada terorisme.

"Masyarakat dapat berpartisipasi aktif dengan melaporkan segala macam tindak-tanduk yang mencurigakan. Para politikus bersatu dan tidak saling gontok-gontokan, termasuk juga aparat keamanan," kata Ryamizard. (**H)


Sumber: kumparanNEWS





Berita Terkait

Tulis Komentar