LSI Denny JA: Jokowi 46%, Prabowo+12 Capres Lain 44,7%

  • Senin, 14 Mei 2018 - 15:25:54 WIB | Di Baca : 4057 Kali

 

SeRiau- Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA merilis hasil survei elektabilitas capres pada Pilpres 2019. Hasilnya, Joko Widodo (Jokowi) masih menjadi yang terkuat. 

Survei dilakukan pada 28 April hingga 5 Mei 2018 terhadap 1.200 responden dengan wawancara tatap muka. Metode yang dilakukan dengan multistage random sampling dilengkapi FGD dan analisis media serta indepth interview. Margin of error dari survei ini yakni +- 2,9%.


Survei dilakukan dengan simulasi pertanyaan 'Jika Pemilihan presiden dilakukan hari ini, di antara nama-nama di bawah ini siapakah yang ibu/bapak pilih sebagai presiden?'. 

 
"Mayoritas responden paling banyak menjawab Jokowi. Jokowi unggul dengan 46%. Sedangkan calon lain, kalau ditotal 44,7%. Ini gabungan dari elektabilitas para capres yang lain. Ada 13 nama yang kita masukkan, ada Prabowo Subianto, Gatot Nurmantyo, AHY (Agus Harimurti Yudhoyono), ada Muhaimin Iskandar dan nama-nama yang lain. Sementara yang belum menjawab ada 9,3%," papar peneliti LSI Denny JA, Adjie Alfaraby, di kantornya, Rawamangun, Jakarta Timur, Senin (14/5/2018). 


LSI Denny JA tidak merinci elektabilitas masing-masing calon, ke-13 nama itu. LSI Denny JA juga hanya merinci nama Prabowo, Gatot, AHY, Muhaimin Iskandar, tak ada lanjutannya. 

Dalam hasil survei ini, Adjie mengungkapkan ada tiga catatan LSI Denny JA terhadap hasil survei tersebut. Catatan pertama, meski meski menjadi capres dengan elektabilitas terkuat, elektabilitas Jokowi masih belum berada di angka yang aman, yakni berada di bawah 50%. 

"Tentunya sebagai petahana elektabilitas di bawah 50% bukanlah angka yang nyaman. Karena sebagai petahana harusnya minimal elektabilitas Jokowi di atas 50%," ujarnya. 

Catatan kedua, selisih elektabilitas Jokowi dengan capres lain hanya 2%. Hal itulah yang membuat LSI Denny JA menyimpulkan meski masih menjadi yang terkuat, namun elektabilitas Jokowi masih goyah. 

"Kita lihat tokoh-tokoh lain elektabilitasnya masih rendah. Tapi kalau kita total itu mencapai 44,7%. Artinya ada 44,7% pemilih atau responden yang tidak memilih Jokowi. Ada nama yang lain. Kalau kemudian tokoh ini kemudian bergabung, pemilih di luar Jokowi ini digabung, ini selisihnya cuma dua persen dengan Jokowi. Jadi selisih dari elektabilitas antara Jokowi dengan calon-calon lain hanya 2% kalau digabung," tutur Adjie. 


Catatan ketiga, masih ada waktu 11 bulan untuk meningkatkan elektabilitas. Sehingga, kata Adjie, masih ada kesempatan bagi capres lain untuk menggeser elektabilitas Jokowi. 

"Waktu masih 11 bulan. Selisihnya hanya dua persen. Sehingga meski terkuat, namun Pak Jokowi masih goyah dari segi elektabilitasnya," ungkap Adjie. (Sumber : Detiknews.com)





Berita Terkait

Tulis Komentar