Bawa Senjata, Ribuan Warga Duduki Bandara Minta Bupati Pegunungan Bintang Dicopot

  • Ahad, 13 Mei 2018 - 01:08:08 WIB | Di Baca : 2270 Kali

SeRiau - Sebanyak ribuan masyarakat dari 277 kampung dan 34 distrik di Kabupaten Pegunungan Bintang, dengan membawa senjata perang lengkap seperti panah dan parang serta tombak melakukan aksi damai melakukan pemalangan bandara Oksibil, Jumat (11/5/2018).

Aksi massa ini meminta Bupati Pegununungan Bintang turun dari jabatannya, bahkan dalam orasi massa meminta Presiden Jokowi untuk turun langsung ke Oksibil untuk menyelesaikan masalah yang terjadi selama ini di Oksibil.

Aksi ribuan warga Oksibil ini adalah bentuk kekecewaan masyarakat Oksibil Kabupaten Pegunungan Bintang terhadap kepemimpinan sang bupati yang sudah berjalan selama 2,5 tahun ini namun tak ada pembangunan di Kabupaten Pegunungan Bintang , padahal dana APBD Kabupaten mencapai triliunan rupiah dan terserap habis setiap tahunnya.

Massa yang datang dari 277 kampung dan 34 kecamatan sejak pagi hari langsung bergerak masuk kedalam ibukota Oksibil dan berkumpul di posko perjuangan yang terletak di tengah Kota Oksibil, setelah berkumpul massa kemudian menyerahkan sejumlah hasil kebun dan dana secara sukarela untuk dipakai di dalam posko dalam perjuangan menurunkan bupati dan mendatangkan Presiden Jokowi ke Oksibil serta Mendagri dan KPK.

Massa yang semakin banyak akhirnya menutup bandara Oksibil dengan berjalan kaki menuju ke bandara Oksibil di mana runway bandara yang dipakai untuk pendaratan pesawat ditutup dengan ribuan warga, alhasal penerbangan lumpuh total di Oksibil selama sehari. Massa kemudian menduduki tempat parkir pesawat di bandara Oksibil sambil melakukan orasi dari perwakilan wilayah.

Dalam orasinya Kris Uropmabin selaku ketua tim pengawal aspirasi masyarakat Oksibil mendesak agar Bupati Oksibil dicopot oleh Mendagri, dan juga meminta KPK agar segera memeriksa bupati karena banyak kasus yang telah dibuat bupati namun lolos dari jeratan hukum, karena menurutnya hukum sudah dibeli sang bupati.

"Kami masyarakat yang katanya hanya segelintir orang ini menyatakan sikap bahwa kami minta presiden Jokowi, Mendagri dan KPK agar turun ke Oksibil untuk mengganti Bupati Pegunungan Bintang, karena selama ini seluruh lapisan masyarakat baik ASN dan masyarakt di kampung kampung menderita dengan ulahnya bupati yang secara sememan mena melakukan tindakan otoriter dimana memotong anggaran kampung sebesar 15-20 juta perkampung, dan melakukan penjukkan proyek hanya orang di sekitarnya serta mengganti dengan tidak sesuai prosedur hukum seluruh kepala dinas di Oksibil tanpa mekanisme yang jelas," tegasnya.

Sementara itu kordinator aksi, Yance Taipor yang juga salah satu ASN yang dinonjobkan bupati mengakui bahwa sudah sebulan penuh kondisi pemerintahan di Kabupaten Pegunungan Bintang lumpuh akibat faktor kekecewaan para pegawai negeri dan masyarakat dengan kebijakan bupati yang dinilai otoriter sehingga dirinya dan masyarakat minggu lalu sudah mendatangkan gubernur ke Oksibil namun hingga saat ini tidak ada hasil.

"Kami sudah minta gubernur kapolda dan pangdam datang ke sini namun tak ada hasil sehingga masyarakat sudah tidak percaya lagi dengan provinsi dan mereka meminta agar orang nomor satu Jokowi datang bersama KPK dan Mendagri untuk periksa Bupati dan gantikan karena masyarakat sudah meletakkan jabatan bupati sejak 12 april lalu dengan membakar rumah bupati," ungkapnya.

Aksi massa ini kemudian berakhir pada pukul 17.00 WIT dengan aman dan damai diselingi oleh kata penutup Kapolres dan Pabung Oksibil.

Diketahui, sudah satu bulan sejak 12 April lalu Bupati Kabupaten Pegunungan Bintang, Constan Otemka tak berada di daerahnya dengan alasan menjalankan tugasnya sesuai fungsi bupati. (**H)


Sumber: Okezone





Berita Terkait

Tulis Komentar