Gunung Merapi Meletus, Apa Itu Erupsi Freatik?

  • Jumat, 11 Mei 2018 - 10:50:16 WIB | Di Baca : 1582 Kali

SeRiau – Gunung Merapi mengalami erupsi freatik pada hari ini, Jumat, 11 Mei 2018. Badan Penanggulangan Bencana Nasional mencatat letusan ini disertai suara gemuruh dengan tekanan sedang hingga kuat dan tinggi kolom 5.500 meter dari puncak kawah. Letusan melontarkan abu vulkanik, pasir dan material piroklatik.

BNPB menjelaskan, letusan freatik yang terjadi akibat dorongan tekanan uap air yang terjadi akibat kontak massa air dengan panas di bawah kawah Gunung Merapi. Jenis letusan ini tidak berbahaya dan dapat terjadi kapan saja pada gunung berapi aktif. Biasanya letusan hanya berlangsung sesaat. Gunung Merapi sebelumnya pernah terjadi letusan freatik.

Relawan kebencanaan Ma'rufin Sudibyo menjelaskan, erupsi freatik merupakan letusan gunung berapi yang ditenagai dan didominasi uap air. 

Menurutnya, erupsi ini melepaskan uap air bertekanan tinggi dalam jumlah besar secara mendadak, setelah uap air tersebut berhasil menembus sumbatan yang menghalanginya. 

Erupsi ini punya tekanan tinggi, karenanya uap air yang dihasilkan sanggup menggerus dan melepaskan butir-butir kerikil, pasir dan debu di sepanjang dinding saluran magma (diatrema) yang dilintasinya. 

"Sehingga uap air yang tersembur pun bercampur dengan material vulkanik dalam bentuk kerikil, pasir dan debu," jelas Ma'rufin. 

Selain erupsi freatik, pada gunung berapi yang sedang meningkat aktivitasnya, ada dua erupsi lainnya yaitu erupsi freatomagnetik dan erupsi magmatik. 

Ma'rufin menjelaskan, jenis erupsi gunung berapi bisa dibedakan dari sumber tenaganya, apakah uap air atau magma segar.

Pada erupsi freatik, sumbernya uap air dan berasal dari air bawah tanah yang mengalami pemanasan intensif oleh sumber panas tertentu. Sedangkan erupsi freatomagnetik mirip dengan erupsi freatik, namun sebagian tenaganya berasal dari magma segar yang sedang bergerak naik. 

"Eerupsi magmatik sama sekali berbeda dari keduanya karena ditenagai sepenuhnya oleh magma segar yang sudah keluar di permukaan Bumi dan menghasilkan lava maupun awan panas," jelasnya. 


Sumber viva.co.id





Berita Terkait

Tulis Komentar