Elite Korea Utara Tinggalkan Facebook Demi Hindari Penyelidikan

  • Kamis, 26 April 2018 - 06:20:07 WIB | Di Baca : 1179 Kali

SeRiau - Kalangan elite Korea Utara, dalam beberapa bulan terakhir, ramai-ramai meninggalkan media sosial buatan Barat seperti, Facebook, Instagram, dan Google. 

Dilansir Reuters, Rabu (25/4) kalangan elite Korea Utara, di antaranya 200 pejabat tinggi negara dan lingkaran terdekat keluarga rezim penguasa kini lebih memilih menggunakan media sosial buatan China seperti, Alibaba, Tencent, dan Baidu. 

Berdasarkan laporan perusahaan intelijen siber Amerika, Recorded Future, segelintir elite tersebut memilih menggunakan aplikasi media sosial China karena khawatir aktivitas mereka di dunia maya diselidiki.

Berdasarkan laporan yang sama, selama Desember sampai pertengahan Maret tahun ini, kelompok elite di negara tertutup itu kerap menggunakan metode-metode khusus untuk menyamarkan kehadiran mereka di media sosial. Laporan ini mencatat penggunaan layanan Virtual Private Networks (VPN) dan nama-nama anonim meningkat sebesar 1200 persen. 

Menurut seorang direktur perusahaan tersebut, Priscilla Moriuchi, upaya Pyongyang untuk menyembunyikan aktivitas internet menunjukkan kalau mereka tidak benar-benar membuka diri ke hadapan dunia internasional.

“Pernyataan yang menyebut negara ini sudah lebih terbuka ternyata sangat kontras dengan temuan kami tentang aktivitas daring di negeri tersebut,” ujar Moriuchi, yang merupakan mantan pejabat senior intelijen AS. 

Moriuchi juga mengatakan, perubahan perilaku kalangan elite Korea Utara di dunia maya mungkin disebabkan oleh makin gencarnya penelitian dunia luar terhadap perilaku elite-elite negara tersebut di internet. Ia juga tak memungkiri kalau perubahan tersebut juga mungkin disebabkan oleh makin ketatnya peraturan yang melarang penggunaan layanan media sosial Barat. Serta keinginan untuk meningkatkan keamanan pemimpin senior Korea Utara di dunia maya.

Akses internet memang dibatasi secara ketat di Korea Utara. Tidak diketahui dengan pasti berapa banyak orang yang punya akses langsung terhadap internet. Namun diperkirakan, hanya sekitar satu persen elite dari total 25 juta populasi yang mempunyai akses terhadap internet di negara tersebut . (**H)

Sumber: kumparanNEWS





Berita Terkait

Tulis Komentar