Cerita Ngeri Guru di Papua yang Disiksa Separatis

  • Kamis, 19 April 2018 - 14:05:51 WIB | Di Baca : 5109 Kali

SeRiau - Tentara Nasional Indonesia berhasil evakuasi 13 guru pengajar di Sekolah Dasar (SD) Aroanop dan Jagamin, Kamis (19/4). Sebelum dievakuasi, ketigabelas guru tersebut sempat manjadi korban kekerasan dan pelecehan seksual oleh Kelompok Kriminal Seperatis Bersenjata (KKSB) Papua.

Kolonel Inf Frits selaku Dansatgas, menjelaskan bahwa saat ini situasi dan kondisi di kampung Aroanop aman dan terkendali yang dijaga oleh anggota TNI.

“Saat ini kondisi kampung diatas aman terkendali dimana TNI telah memukul mundur KKSB dan mengamankan kampung Aroanop,” kata Frits dalam keterangan tertulis yang diterima kumparan (kumparan.com), Kamis (19/4). 

Menurutnya, sebenarnya ada 18 guru, ada 11 orang laki-laki dan 7 orang perempuan. Namun hingga kini baru 13 orang yang berhasil dievakuasi, sedangkan sisanya masih berada di kampung Aroanop, menunggu evakuasi lanjutan.

Menurut keterangan salah satu guru kontrak di SD Aroanop, Rano Samsul, insiden tersebut terjadi pada hari Jumat, (13/4), sekitar pukul 15.00 WIT. 

“Jadi mereka masuk ke Kampung itu dengan cepat dan menyandera kita selama 45 menit dan kami juga tidak tahu apa maksud dan tujuan KKSB ke kampung itu. Kami semua para guru ditodong menggunakan senjata api di kepala,” jelas Rano. 

Ia juga menjelaskan, bahwa antara laki-laki dan perempuan dipisahkan.

“Para sandera perempuan disiksa dengan cara dipukul, ditendang serta kelompok KKSB juga melakukan pelecehan seksual sehingga menimbulkan luka memar di wajah dan efek trauma psikologis,” ujarnya.

Setelah kurang lebih 45 menit menyandera, KKSB tersebut pergi dengan membawa sepuluh buah telepon genggam, empat buah laptop. Selain itu, KKSB juga merampas sebagian bahan makanan dan pakaian para sandera.

“Mereka semua merampas barang-barang kami, mereka berjumlah kurang lebih 20 orang dengan membawa senjata api dan senjata tajam dan kita tidak bisa berbuat apa-apa,” ucapnya lagi.

Sama seperti keterangan Rano, menurut keterangan guru yang mengajar di SD Jagamin, Eustakhius Lefteu juga menjelaskan keadaan guru yang mengajar di Kampung Jagamin, bahwa keadaan guru disana dalam keadaan sehat.

“Guru yang mengajar di SD Jagamin merasa ketakutan dengan keberadaan KKSB itu, syukurnya tidak ada kekerasan yang dilakukan oleh kelompok itu kepada para guru di Jagamin,” ujarnya.

Menurut infrormasi, kini para guru ini mengalami trauma yang sangat dalam. Ditambah lagi mereka bersedih, sebab beberapa minggu lagi anak-anak SD di Aroanop dan Jagamin akan melaksanakan ujian, tetapi para guru ini harus meninggalkan anak-anak sekolah karena harus menjalani perawatan akibat serangan yang dilakukan KKSB.

Tekad para guru ini masih besar untuk mengajar anak-anak di SD Aroanop dan Jagamin karena para guru menginginkan anak-anak sekolah disana memiliki ilmu untuk memajukan Papua. Para guru ini merupakan guru kontrak dan guru PKL dari salah satu Universitas di Papua.

 

sumber kumparanNEWS





Berita Terkait

Tulis Komentar