PKB dan PPP Saling Sindir soal Kedekatan dengan Jokowi

  • Kamis, 19 April 2018 - 00:15:25 WIB | Di Baca : 1217 Kali

SeRiau - Politikus PKB dan PPP saling sindir menjelang pemilihan umum 2019. Mereka berdebat tentang partai mana yang paling banyak memberikan kontribusi untuk pemerintah Joko Widodo.

Awalnya Wakil Sekjen PKB Jazilul Fawaid menyatakan Ketua Umum PPP Muhammad Romahurmuziy alias Romi sengaja berusaha menjadi cawapres bagi Joko Widodo agar PPPP tidak bubar. Menurut Jazilul nasib PPP saat ini berada di tangan Jokowi.

"Kalau Pak Romi yang saat ini karena tidak cara lain kecuali bersama Jokowi. Kalau tidak, bubar itu PPP. Bisa bubar itu," ujar Jazilul di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (18/4).

Jazilul menuturkan PKB tidak mempermasalahkan manuver Romi untuk menjadi cawapres Jokowi agar PPP tetap bertahan. Namun, ia mengimbau agar PPP juga menyadari posisinya sebagai parpol baru dalam koalisi pemerintahan Jokowi.

Ia berkata PKB merupakan mitra koalisi Jokowi dalam Pilpres tahun 2014 yang konsisten mendukung.

"Satu-satunya partai yang berbasis Islam dukung Pak Jokowi saat itu (Pilpres 2014) hanya PKB dan semua tahu PPP kan belakangan," ujarnya.

Selain menyinggung soal status mitra koalisi, Jazilul menilai Romi tidak memberi memberi kontribusi bagi Jokowi dalam menjalankan pemerintahan dibandingkan dengan PKB. Ia justru menilai kedekatan Romi hanya sekedar untuk berswafoto dengan Jokowi.

"Setahu saya Pak Romi hanya selfie-selfie bersama presiden," ujar Jazilul.

Bahkan, ia juga menyebut kontribusi PPP di kementerian tidak berjalan dengan optimal. Hal itu, kata dia terlihat dari kegagalan Menag Lukman Hakim Saifuddin menangkal beragam isu ketidakberpihakan Jokowi dengan umat Islam.

"Menag di situ (di kabinet). Apa juga yang dilakukan saya tidak tahu," ujarnya. 

Terpisah, Sekjen PPP kubu Romi, Arsul Sani menyatakan Jazilul berlebihan dalam menilai kedekatan Romi dengan Jokowi semata untuk eksistensi PPP di Pemilu tahun 2019. Ia berkelakar Jazilul layaknya dukun yang tengah memprediksi nasib seseorang.

"Pak Jazilul kayak dukun saja yang bisa memprediksi bubar atau tidaknya suatu partai," ujar Arsul.

Arsul justru menyarankan Jazilul fokus memperjuangkan Muhaimin Iskandar alias Cak Imin agar bisa menjadi cawapres Jokowi. Sebab ia menyebut Cak Imin akan patah hati jika gagal menjadi cawapres Jokowi.

"Jadi daripada susah-susah memprediksi PPP lebih baik dia menyiapkan diri untuk gembira atau menyiapkan diri untuk bersedih hati. Kata Cak Imin kan kalau tidak dipilih Jokowi patah hati," ujarnya.

Lebih dari itu, ia tidak menerima bila kader PPP disebut tidak memberi kontribusi di kabinet Jokowi. Ia justru menilai kader PKB tidak berkontribusi lantaran tidak pernah menjadi menteri terbaik di kabinet.

"Menterinya mana sih yang ada di sepuluh besar menteri terbaik dari PKB? kan tidak ada. Jadi kalau bicara kontribusi suruh bercermin dulu kontrubusinya PKB apa ke pemerintahan, gitu saja," ujar Arsul.


Sumber CNN Indonesia
 





Berita Terkait

Tulis Komentar