Terjatuh di MotoGP Argentina, Rossi: Marquez Terlihat Bahagia

  • Senin, 09 April 2018 - 09:20:22 WIB | Di Baca : 1844 Kali

SeRiau -Valentino Rossi benar-benar kecewa dengan aksi Marc Marquez pada balapan MotoGP Argentina 2018 di Sirkuit Autodromo Termas de Rio Hondo, Senin (9/4/2018) dinihari WIB. Bahkan, pembalap Movistar Yamaha itu menuduh Marquez sengaja melakukannya.

Rossi sendiri memang terlihat kesulitan untuk mengejar barisan depan pada balapan  MotoGP Argentina. Itu karena balapan berlangsung dalam kondisi yang sulit. Selain sempat ditunda, hampir semua pembalap pun harus melakukan start mundur enam grid dari posisi aslinya.

Saat balapan memasuki enam putaran terakhir, The Doctor tengah berjuang di posisi ketujuh. Tiba-tiba datang Marquez yang ingin menyalipnya di tikungan ke-13. Senggolan pun tak terhindarkan hingga Rossi kehilangan kendali atas motornya.

Rossi pun terjatuh meski akhirnya tetap mampu menuntaskan balapan MotoGPArgentina. Namun, insiden tersebut membuat pembalap berusia 39 tahun itu hanya mampu finis ke-19. Usai balapan, Rossi pun menjelaskan soal penilaiannya terhadap aksi Marquez.

"Mengapa ia tak menyusul saya di tikungan berikutnya. Ketika ia datang di belakang saya, ia sengaja menyentuh saya. Ia menabrak kaki dan motor saya, mendorong saya menjauh dari lintasan saya. Saya jatuh. Itu membuatnya tampak bahagia," ujar Rossi, dikutip Speedweek.


Kecam Marquez

Rossi pun enggan menerima permintaan maaf Marquez usai balapan. Saat balapan selesai, Marquez bersama manajernya, Emilio Alzamora terlihat menghampiri garasi Rossi. Tujuannya tentu ingin melayangkan permintaan maaf.

Namun, Marquez tak sempat berbicara langsung dengan Rossi. Saat akan menghampirinya, pembalap berusia 25 tahun itu hanya berbicara dengan Alessio Salucci, sahabat Rossi. Pada akhirnya, terlihat gestur yang menunjukkan Salucci seakan meminta Marquez untuk pergi.

"Ini merupakan situasi yang sangat buruk karena Marquez menghancurkan olahraga kami. Marquez tidak memiliki rasa hormat sedikit pun kepada para rivalnya. Ia mungkin tidak akan pernah memiliki sikap itu," kata Rossi.

"Ketika memacu kendaraan 300 kilometer per jam di lintasan, Anda harus menghormati para rival. Anda harus menjadi lebih kuat dan mencapai performa maksimal. Namun, situasi seperti ini membuat semuanya berakhir," ia menambahkan.


Sumber liputan6





Berita Terkait

Tulis Komentar