Usai Pulih, Putri Mantan Mata-Mata Rusia Yang Diracun di Inggris Angkat Bicara

  • Jumat, 06 April 2018 - 21:42:38 WIB | Di Baca : 1187 Kali

SeRiau - Tidak hanya Yulia, ayahnya Skripal yang sebelumnya sempat didiagnosis mengalami kerusakan otak, juga sedang berada dalam masa pemulihan.

Namun kondisi mereka sudah semakin sehat, Yulia tetap meminta publik untuk memberi dia dan keluarganya ruang selama periode ini.


Yulia Skripal, putri mantan mata-mata Rusia, yang diracun di Inggris membuat pernyataan publik pertamanya usai sadarkan diri. Yulia yang diracun bersama ayahnya, Sergei Skripal, bulan lalu mengaku saat ini kondisinya sudah semakin membaik.


"Saya sudah terbangun lebih dari sepekan lalu dan dengan senang hati bisa mengatakan kekuatan saya bertambah setiap harinya. Saya bersyukur atas perhatian publik, banyak pesan baik yang telah saya terima," kata Yulia, dikutip dari laman Reuters, Jumat (6/4).

Tidak hanya Yulia, ayahnya Skripal yang sebelumnya sempat didiagnosis mengalami kerusakan otak, juga sedang berada dalam masa pemulihan. Namun kondisi mereka sudah semakin sehat, Yulia tetap meminta publik untuk memberi dia dan keluarganya ruang selama periode ini.

"Saya yakin semua menganggap hal ini agak membingungkan, tetapi saya berharap agar publik menghormati privasi saya dan keluarga selama masa pemulihan ini," ujarnya.

Beberapa jam sebelum membuat pernyataan yang dikeluarkan oleh polisi Inggris, televisi Rusia sempat memberitakan bahwa Yulia menelpon sepupunya Viktoria Skripal di Rusia. Dalam panggilan telepon itu, Yulia mengatakan bahwa dia dan ayahnya akan segera meninggalkan rumah sakit.
"Semuanya baik-baik saja dan bisa diperbaiki. Kami semakin membaik dan akan tetap hidup," ujarnya dalam panggilan telepon itu.

Sebagaimana diketahui, Yulia dan Skripal ditemukan terkapar di sebuah bangku pusat perbelanjaan kota Salisbury, Inggris, pada Minggu (4/3). Diduga keduanya terkena paparan racun sejak masih berada di rumahnya. Racun tersebut kemungkinan besar disebar di pintu rumah mereka.

Rusia diduga kuat merupakan dalang dari penyerangan ini. Namun negara tersebut dengan tegas membantah telah meracuni mantan mata-matanya yang berkhianat tersebut.

Akibat kasus ini, sebanyak 22 negara dari tiga benua di dunia mengusir diplomat Rusia yang bertugas di negara mereka. Pengusiran tersebut dilakukan karena mereka percaya Rusia terlibat dengan peracunan Skripal.

Amerika Serikat telah mengumumkan akan mengusir 60 petugas intelijen Rusia dari negaranya. Sementara Inggris, awal bulan ini, telah mengirim pulang 23 diplomat Rusia. Menyusul dua negara tersebut, negara-negara lain pun turut serta mengusir diplomat Rusia sehingga jumlah diplomat yang diusir sudah mencapai 115 orang.

Adapun negara-negara yang ikut dengan aksi pengusiran ini antara lain, Kanada (4 orang), Perancis (4 orang), Jerman (4 orang), Polandia (4 orang), Lituania (3 orang), Republik Ceko (3 orang), Belanda (2 orang), Italia (2 orang), Denmark (2 orang), Spanyol (2 diplomat), Albania (2 orang, Estonia (1 orang), Latvia (1 orang), Rumania (1 orang), Finlandia (1 orang), Kroasia (1 orang), Hongaria (1 orang), Swedia (1 orang), dan Norwegia (1 orang).
 

sumber Merdeka.com





Berita Terkait

Tulis Komentar