Guruh Nilai Puisi Sukmawati Soekarnoputri Tak Menyinggung SARA

  • Selasa, 03 April 2018 - 10:49:28 WIB | Di Baca : 2201 Kali

SeRiau - Anggota Komisi Pendidikan Dewan Perwakilan Rakyat Guruh Irianto Soekarnoputra mengatakan polemik yang terjadi akibat puisi kakak kandungnya, Sukmawati Soekarnoputri, lantaran perbedaan persepsi. Baginya, ia melihat tidak ada unsur provokasi SARA dalam puisi Sukmawati itu.

"Ya saya melihat terjadi reaksi-reaksi gitu, itukan akhirnya sangat relatif tergantung dari persepsi kita. Persepsi orang bermacam-macam," katanya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa, 3 April 2017.

Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ini menjelaskan ia memahami maksud dari puisi Sukmawati. "Artinya bukan untuk SARA dan sebagainya," ucapnya.

Guruh meminta semua pihak tetap berpikir jernih dan tidak asal bereaksi terhadap puisi Sukmawati itu.

Sukmawati membacakan puisi yang berjudul 'Ibu Indonesia' itu dalam acara 29 Tahun Anne Avantie Berkarya di Indonesia Fashion Week 2018. Dalam puisi tersebut Sukmawati menyebut soal syariat Islam, cadar, hingga suara azan.

Puisi itu menjadi viral lewat media sosial sejak kemarin. Banyak pihak menyebut Sukmawati tak sepatutnya membandingkan cadar dan konde serta suara azan dan kidung atau nyanyian.

Berikut adalah puisi Sukmawati Soekarnoputri yang menjadi kontroversi itu:

Ibu Indonesia

Aku tak tahu Syariat Islam

Yang kutahu sari konde ibu Indonesia sangatlah indah
Lebih cantik dari cadar dirimu
Gerai tekukan rambutnya suci
Sesuci kain pembungkus ujudmu

Rasa ciptanya sangatlah beraneka
Menyatu dengan kodrat alam sekitar
Jari jemarinya berbau getah hutan
Peluh tersentuh angin laut

Lihatlah ibu Indonesia
Saat penglihatanmu semakin asing
Supaya kau dapat mengingat
Kecantikan asli dari bangsamu
Jika kau ingin menjadi cantik, sehat, berbudi, dan kreatif

Selamat datang di duniaku, bumi Ibu Indonesia

Aku tak tahu syariat Islam
Yang kutahu suara kidung Ibu Indonesia, sangatlah elok
Lebih merdu dari alunan azan mu
Gemulai gerak tarinya adalah ibadah
Semurni irama puja kepada Illahi

Nafas doanya berpadu cipta
Helai demi helai benang tertenun
Lelehan demi lelehan damar mengalun
Canting menggores ayat ayat alam surgawi

Pandanglah Ibu Indonesia
Saat pandanganmu semakin pudar

Supaya kau dapat mengetahui kemolekan sejati dari bangsamu
Sudah sejak dahulu kala riwayat bangsa beradab ini cinta dan hormat kepada ibu Indonesia dan kaumnya.


Sumber  TEMPO.CO





Berita Terkait

Tulis Komentar