SBY bantah minta Jokowi jadikan AHY Cawapres di Pilpres 2019

  • Sabtu, 31 Maret 2018 - 06:32:37 WIB | Di Baca : 1171 Kali

SeRiau - Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) membantah bahwa dirinya meminta Joko Widodo atau Jokowi untuk mempertimbangkan putranya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai calon wakil presiden 2019. Adapun hal ini disampaikannya dalam akun resmi Facebooknya, Jumat (30/3).

"SBY yang meminta-minta agar bergabung dengan Jokowi, mendukung Pak Jokowi, termasuk meminta AHY menjadi Cawapres Jokowi, tidak benar. Beberapa kali saya ketemu Pak Jokowi, tidak benar kalau saya, (mengatakan) Pak Jokowi tolong AHY dipertimbangkan sebagai Cawapres bapak. Lantas beberapa menteri Jokowi yang datang kepada saya, juga tidak pernah minta tolong disampaikan ke Pak Jokowi, agar AHY dijadikan Cawapres beliau," ucap SBY.

Dia pun berkaca dari pengalamannya saat menjadi Capres 2004 dan 2009. Di mana akan mempertimbangkan cawapres yang akan digandengnya. Menurut SBY, jika ada yang memaksakan nama atau seseorang sebagai cawapresnya, maka dirinya tak merasa senang.

SBY menyadari, hal ini akan dirasakan sama oleh Jokowi, jika ada pihak yang mencoba meminta-minta seseorang menjadi cawapresnya. Bahkan dengan cara dipaksa.

"Kalau dulu saya pertimbangan cawapres yang akan diajak, kalau ada yang memaksakan, meminta-minta, saya kan tidak happy. Sama kalau sekarang ada yang meminta-minta kepada Pak Jokowi dan setengah memaksa, Pak Jokowi pasti tidak suka. Saya ngerti politik, saya ngerti etika politik, dan tidak mungkin, apalagi AHY itu anak saya sendiri, terus disodor-sodorkan jadi Cawapres Jokowi," jelas SBY.

Dia tak menampik, semua partai ingin menginginkan kadernya bisa menjadi Presiden atau Wakil Presiden pada suatu saat. Tapi, menurutnya, persoalannya bukan keinginan, tapi harus dihitung yang baik, siapa yang akan diusung, terlebih adanya Presiden Threshold 20%.

"Jadi tak bisa seorang tokoh lantas dengan gagah berani memasang fotonya di bilboard, di baliho, dimana-mana, siap jadi Capres, siap jadi Cawapres. Tentu Demokrat tidak seperti itu. Kita akan mengitung secara seksama," ungkap SBY.

Dia pun masih belum mau mengungkapkan, kapan partai berlambang bintang Mercy itu mengumumkan capres-cawapres yang akan diusung. SBY menegaskan, masih ada waktu untuk melakukan hal tersebut.

"Partai Demokrat punya rencana dan timeline. Ini masih lama, kan pemilihannya bulan April 2019, masih setahun lebih. Kalau lihat jadwal KPU, pendaftaran masih bulan Agustus, masih 5 bulan lagi. Saya ingat 2004 dan 2009 waktu mendeklarasikan capres dan cawapres, itu 1 setengah bulan. Kalau lihat Pak Jokowi 2014, mendeklarasikan Jokowi-JK beberapa saat sebelum pendaftaran. Jadi masih butuh waktu Demokrat untuk mempertimbangkan," pungkas SBY.


sumber Merdeka.com





Berita Terkait

Tulis Komentar