Spanyol Tahan Lima Pimpinan Separatis Catalunya

  • Sabtu, 24 Maret 2018 - 13:57:27 WIB | Di Baca : 1220 Kali

SeRiau - Mahkamah Agung Spanyol telah menahan lima pemimpin separatis Catalan, termasuk calon dari pemilihan presiden regional Catalunya. Mereka akan ditahan tanpa jaminan menunggu persidangan.

Para pemimpin separatis Catalunya itu dituntut dengan tuduhan pemberontakan, bersama delapan orang lainnya terkait peran mereka dalam mendorong kemerdekaan Catalunya. Hakim menilai kelima pemimpin tersebut memiliki resiko melarikan diri dari Spanyol.

Menyusul penangkapan tersebut, sebuah protes pecah di pusat Kota Barcelona pada Jumat, 23 Maret. Protes tersebut dilaporkan menyebabkan sedikitnya 24 orang terluka.

BBC, Sabtu (24/3/2018), penahanan itu menimbulkan keraguan akan dilakukannya pemungutan suara kedua di parlemen Catalunya yang direncanakan berlangsung pada Sabtu, mengenai apakah akan tetap menjadikan Jordi Turull, pemimpin separatis sekarang di penjara, sebagai presiden regional.

Dua pemimpin separatis lain yang diburu oleh pihak Spanyol saat ini berada di pengasingan di Belgia dan Swiss.

Beberapa bulan setelah digelarnya referendum kemerdekaan Catalunya pada Oktober tahun lalu, Spanyol telah menahan 25 tokoh separatis. Tuduhan yang dijatuhkan pada mereka bermacam-macam dari penggelapan, pemberontakan, penghasutan dan kejahatan lainnya.

Kelima pemimpin separatis yang basu saja ditahan adalah mantan juru bicara Pemerintah Catalunya sekaligus kandidat presiden regional, Jordi Trull; mantan menteri pembangunan Catalunya, Josep Rull; mantan ketua parlemen Catalunya, Carmen Forcadell; mantan pimpinan dewan hubungan luar negeri Catalunya, Paul Romeva; dan mantan menteri perburuhan Catalunya, Dolors Bassa.

Mereka menyusul empat pemimpin Catalunya lain yang sudah mendekam di penjara, termasuk mantan Wakil Presiden Catalunya, Oriol Junqueras. Selain mereka, Mahkamah Agung telah mengeluarkan surat penangkapan untuk pimpinan partai separatis Esquerra Republicana, Marta Rovira yang tidak muncul di persidangan, serta enam orang lainnya, termasuk mantan Presiden Catalunya, Carles Puigdemont yang berada di Belgia.


Sumber Okezone





Berita Terkait

Tulis Komentar