Ironi Novel: Bolak-balik ke Meja Operasi, Kasusnya Jalan di Tempat

  • Sabtu, 24 Maret 2018 - 09:52:09 WIB | Di Baca : 1326 Kali

SeRiau - Penyidik senior KPK Novel Baswedanharus kembali ke Singapura untuk menjalani operasi mata tahap dua. Namun ironisnya, di saat Novel harus bolak-balik ke ruang perawatan, kasus penyerangan air keras yang hampir genap setahun belum juga terungkap.

Ketum PP Pemuda Muhammadiyah yang sekaligus sahabat dekat Novel, Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan masyarakat saat ini mulai mengalami ketidakpercayaan terhadap aparat kepolisian. Berbulan-bulan kasus teror tersebut menimpa Novel, penyelidikan seakan-akan berjalan di tempat.

"Jadi sejak awal kita mengalammi distrust (ketidakpercayaan), anda bayangkan kalau orang sudah mengalami distrust maka apa pun yang, tambah lagi distrust sinyal-sinyal upaya penuntasan kasus ini tidak pada track yang benar, banyak kejanggalan," kata Dahnil saat berbincang, Jumat (23/2/2018).

Kendati demikian, Dahnil menjelaskan, masyarakat masih mempunyai asa terkait pengungkapan kasus teror yang menimpa Novel. Harapan itu ada pada pundak Presiden Joko Widodo untuk membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF).

"Terus terang di tengah distrust terhadap polisi, kami masih mempunyai harapan terhadap Presiden, Presiden bisa meninggikan komitmennya lagi, untuk membentuk TGPF," jelasnya.

Menurut Dahnil, harapan itu bisa memudar jika Jokowi tak kunjung juga menunjukkan komitmennya untuk membentuk TGPF. Dia menyarankan Jokowi untuk lebih banyak mendengarkan masukan dari berbagai pihak, termasuk Novel sendiri.

"Kalau semakin lama, distrust itu bisa juga bergeser kepada Presiden karena berulang kali saya sebutkan ada baiknya Presiden mendengarkan beberapa masukan, informasi terkait dengan kasus Novel termasuk dari Novel sendiri dan masyarakat sipil," sebutnya.

Alih-alih mendukung pembentukan TGPF, Dahnil melihat Jokowi justru hanya diam bahkan cenderung mengelak. Menurutnya, Jokowi baru sebatas retorika namun minim aksi konkrit.

"Sampai saat ini Presiden tidak bergeming sama sekali, kemudian memerintahkan polisi, masih retorika menurut saya, ya tidak aksi konkrit untuk menunjukkan komitmen Presiden untuk menunutaskan kasus ini, termasuk TGPF. Presiden tidak memberikan sinyalemen positif terkait TGPF itu," tegasnya.

Karena itu, menurut Dahnil, wajar apabila Novel lebih memilih fokus terkait penyembuhan matanya. Walaupun Novel sadar betul matanya itu tak bisa sembuh total.

"Novel selalu menyampaikan saat ini dia masih konsentrasi pada upaya penyembuhan," imbuhnya.

Novel sebelumnya telah menjalani operasi mata tahap dua dengan lancar. Novel diperkirakan akan tinggal dua minggu di Singapura untuk proses perawatan pascaoperasi.

"Ada tunggu kontrol-kontrol pasca operasi. Kemungkinan 2 mingguan (di Singapura)," ucap istri Novel, Rina Emilda alias Emil, kepada detikcom.

Novel Baswedan disiram air keras oleh orang tak dikenal pada 11 April 2017, usai salat subuh di masjid dekat rumahnya. Semenjak itu dia harus menjalani perawatan di rumah sakit di Singapura.

Mata kiri Novel mengalami kerusakan hingga 95 persen akibat peristiwa itu. Setelah menjalani berkali-kali operasi untuk memulihkan kedua matanya, Novel memutuskan kembali ke Indonesia pada 22 Februari 2018 sambil menunggu jadwal operasi tahap 2 di mata kirinya. (*JJ)



Sumber: detiknews.com





Berita Terkait

Tulis Komentar