Jangan Pernah Diamkan Dompet Digital, Bisa Bahaya

  • Kamis, 22 Maret 2018 - 00:56:09 WIB | Di Baca : 1678 Kali

SeRiau – Pembayaran non tunai tak lagi melulu menggunakan kartu kredit atau debit. Dengan adanya ponsel pintar, saat ini banyak perusahaan yang menyediakan dompet digital atau e-wallet. 

Salah satu e-wallet yang baru diluncurkan, Dana, juga menawarkan pembayaran tanpa uang tunai. Dengan ide open platform, Dana memungkinkan penggunanya akan bisa menggunakan dompet digital tersebut tanpa mengunduh tambahan aplikasi lagi.

Pengguna Dana bisa membuat akun dan menggunakan uangnya pada merchant-merchantyang bekerja sama dengan perusahaan tersebut, seperti BBM, Bukalapak dan Tix,id,

"Kesulitan dalam melakukan transaksi konvensional dengan menggunakan uang tunai dalam kegiatan sehari-hari seringkali menghalangi peningkatan produktivitas dan daya saing," jelas Chief Executive Officer Dana, Vincent Iswara di Jakarta, Rabu 21 Maret 2018. 

Namun, menurut pengamat teknologi digital, Heru Sutadi, penggunaan e-wallet juga tak bisa dikatakan aman 100 persen. Pengguna juga harus mampu memproteksi diri agar bila terjadi pencurian ataupun kejahatan bisa diminimalkan kerugiannya. 

Salah satu yang perlu dicatat, menurut Heru, beberapa dompet digital menggunakan data KTP. Hal ini menyimpan potensi berbahaya jika pengamanan di dalamnya tak baik. Belum lagi penipuan yang terjadi pada beberapa penggunanya, menjadi beberapa alasan tak amannya dompet ini. 

Salah satu cara untuk melindungi uang yang berada di e-wallet, menurut Heru, dengan tidak mempercayakan dompet itu mengisi jumlah yang besar. Dengan begitu, bila terjadi hal yang tidak diinginkan, kerugiannya akan sangat kecil.

"Memperhatikan dan memonitor duitnya hilang atau enggak. Jadi dipantau terus jangan didiemin saja," ujarnya.

Menurutnya, e-wallet itu bukan berarti pengguna yang memegang uangnya, seperti dompet umumnya. Namun uang atau dompet dipegang oleh pihak lain yang harus dicek betul keamanannya. 

Tak hanya e-wallet yang harus diperhatikan, pengguna juga harus memantau transaksi non tunai lain seperti debit dan kredit. Heru mengatakan, jangan sampai uang yang dikeluarkan tak sesuai dengan yang dilakukan. 

"Bisa transportasi online bayar pakai kartu kredit atau sistem debit, itu juga harus dipantau. Jangan sampai melakukan 10 perjalanan ditagihnya 20 perjalanan," jelas Heru. 


sumber VIVA





Berita Terkait

Tulis Komentar