Sandiaga sebut Marina akan siapkan pengganti pimpin PD Dharma Jaya

  • Sabtu, 17 Maret 2018 - 22:00:17 WIB | Di Baca : 1208 Kali

SeRiau - Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno tidak masalah dengan mundurnya Dirut PD Dharma Jaya Marina Ratna Dwi Kusumajati. Karena nantinya Marina akan merekomendasikan nama orang yang laik untuk memimpin BUMD ini bergerak di bidang penampungan pemotongan hewan.

Sandiaga mengatakan, setiap perusahaan pasti sudah menyiapkan siapa pengganti saat pimpinan mereka mengundurkan diri.

"Setiap CEO yang ditunjuk harus sudah siapkan pengganti. Bu Marina pasti dia sendiri yang menyiapkan penggantinya," katanya di kawasan Jakarta Selatan, Sabtu (17/3).

Bahkan, politisi Gerindra ini membenarkan pernyataan yang disampaikan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Di mana sebelumnya, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu menyampaikan siapa saja bisa menggantikan Marina memimpin PD Dharma Jaya.

Sebagai seorang pengusaha muda, Sandiaga mengaku paham betul mengenai kondisi yang tengah dialami PD Dharma Jaya. Sebab tidak ada pemimpin yang abadi dan siapa saja bisa diganti serta menggantikan untuk memimpin suatu perusahaan.

"Ya saya pengalaman sekali kerjasama dengan begitu banyak Dirut CEO perusahaan-perusahaan kita lihat bahwa, saya setuju dengan pak Anies bahwa nobody irreplaceable suatu organisasi," tutupnya.

Sebelumnya, Direktur Utama PD Dharma Jaya Marina Ratna Dwi Kusumajati membantah secara tegas statement dari Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno yang menyatakan dirinya menangis saat menghadap Sandiaga.

Pengakuannya, ia menemui Sandiaga untuk mengajukan surat pengunduran diri sebagai Direktur Utama dari PD Dharma Jaya, salah satunya karena dana kewajiban pelayanan publik (public service obligation/PSO) tidak kunjung dicairkan.

"Bahwa saya datang nangis-nangis ke Pak Sandi, itu tidak lho. Saya datang ke sana mengajukan pengunduran diri. Tolong catat itu. Serius. Saya tidak pernah menangis," tegasnya saat dihubungi, Kamis (15/3).

Alasan lainnya karena dia merasa lelah dengan sistem pemerintahan saat ini. Menurutnya SKPD di masa pemerintahan Anies-Sandi cara kerjanya tak sama dengan SKPD masa Gubernur sebelumnya.

Misalnya kata dia, lambanya proses verifikasi yang dilakukan Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian Provinsi DKI yang memang bertanggung jawab dalam proses pencairan DP PSO dan verifikasi untuk PD Dharma Jaya.

"Kerja sama dengan SKPD tuh beda seperti Gubernur yang lama. Sama saja saya yang menabur garam ke lautan. Kerja dengan tidak ada koordinasi," jelas dia.

Kemudian terkait uang reimburse yang sampai saat ini belum dibayar, padahal kata dia untuk menalangi pembelian daging ayam dirinya harus menggunakan uang kas dari PD Dharma Jaya sendiri. Terlebih sampai saat ini PSO yang mencapai Rp 41 miliar belum dicairkan.

Tercatat dari Desember uang yang belum diremburse Rp 13.246 525.000. Kemudian Januari mencapai Rp 17.022.500.000. Dan Februari Rp 14.206.425.000.

"Saya talangi pakai kas untuk November Desember, tapi Januari, Februari, Maret sudah tidak bisa. Bayangkan masuk akal tidak DP PSO sampai sekarang belum cair, itu kan uang negara, kenapa diperlambat begini," katanya.

Kemudian dia bercerita, saat ini sangat sulit bertemu dengan Sandiaga, padahal tujuan bertemu dengan orang nomor dua di Jakarta untuk mencari solusi bagaimana bisa memenuhi daging di Jakarta untuk warga yang tidak mampu.

Saat ingin menuju ruangnya di depan pintu Marina sempat dihadang oleh ajudan Sandi dan dilarang masuk ke ruangan Wakil Gubernur.

"Selalu kalau mau ketemu pakai tim semuanya. Suatu hari saya sudah hopeless. Karena PSO juga enggak turun terus udah gitu di dalam sendiri dari Badan Pengawas saya ada masalah, kemudian banyak masalah," jelasnya.

"Saya ketemu Pak Sandi, saya langsung duduk bilang 'Pak saya mau resign' saya bilang. "Kenapa?" saya bilang ini Bapak gimana saya mau kerja baik? Karena nggak dibantu, PSO belum turun saya bilang gitu. Terus di dalam Badan Pengawas juga ngaco-ngaco. Saya bilang gitu," sambungnya.

Namun niat dia untuk resign ditahan oleh Sandiaga. Sandi juga berjanji akan membantu Marina terkait pencairan PSO dan uang reimbusment untuk perusahaan yang sedang dia pimpin itu.

"Bu jangan dong, jangan dulu, kalau saya belum bisa bantu satu bulan ibu baru boleh resign", "Oh siap Pak saya siap bantu Bapak siang dan malam saya siap," tutupnya.


sumber Merdeka.com





Berita Terkait

Tulis Komentar