Kapolri: Penyerang Gereja Lidwina di Yogya Bagian dari ISIS

  • Ahad, 11 Maret 2018 - 23:44:52 WIB | Di Baca : 2353 Kali

SeRiau – Kepala Kepolisian RI Jenderal Tito Karnavian menyebut pelaku penyerangan Gereja St Lidwina di Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta, pada Februari lalu adalah bagian dari kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Memang, pelaku tak tergabung langsung dengan ISIS namun dia diidentifikasi terafiliasi dengan kelompok takfiri atau kerap mengkafirkan orang lain yang tak sepaham dengan mereka.

"Pelaku ini terkait dengan aliran radikal atau kelompok takfiri yang merupakan bagian dari ISIS. Kelompok ini tidak saja mengkafirkan orang nonmuslim, namun orang muslim yang tidak sejalan, maka dikafirkan juga," kata Tito di Yogyakarta pada Minggu, 11 Maret 2018.

Kelompok takfiri itu, menurut Tito, juga pernah menyerang banyak orang yang sedang salat Jumat sebuah masjid di Cirebon, Jawa Barat, pada 2011. Peristiwa itu menjadi bukti sahih bahwa kelompok takfiri juga menyerang muslim tetapi yang dianggap mereka tak sepaham atau sealiran.

"Nah, ini kejadian di Cirebon sama seperti kejadian di Yogya (penyerangan gereja). Ini kelompok ISIS," katanya.

Dia menganalisis alasan kelompok itu masih saja berulah di Indonesia. Di antaranya, karena faktor geopolitik di kawasan Timur Tengah. Indonesia sebagai negara muslim pun terkena dampaknya.

Dia menyebut salah satu alasan Presiden Joko Widodo berkunjung ke Afganistan dan sejumlah negara di Timur Tengah adalah membantu meredakan situasi konflik bersenjata di sana. "Selama Irak tenang, Suriah tenang, Afganistan tenang, maka Indonesia juga akan tenang," ujarnya.

Menyerang pastur dan jemaah

Seorang pemuda bernama Suliyono mengamuk di dalam Gereja St Lidwina di Kabupaten Sleman Minggu pagi, 11 Februari 2018. Dia menyerang dengan senjata tajam dan melukai Pastor Edmund Pier yang memimpin misa dan sejumlah jemaah. Dua jemaat dan seorang polisi juga terluka.

Polisi menyebut Suliono, pemuda asal Banyuwangi, Jawa Timur, itu sebagai pelaku teror tunggal atau lone wolf. Suliono juga sempat dua hingga tiga kali mengajukan pembuatan paspor untuk berangkat ke Suriah. Namun semua ditolak oleh Imigrasi karena dokumen yang tidak lengkap. (sumber VIVA.CO.ID)





Berita Terkait

Tulis Komentar