'Oposisi tidak membangun kritik sehat, menyumbang suburnya hoaks'

  • Sabtu, 10 Maret 2018 - 08:53:24 WIB | Di Baca : 1243 Kali

SeRiau - Pengamat Lingkar Madani Ray Rangkuti mengatakan hampir semua parpol permisif terhadap hoaks. Menurut Ray, mereka berteriak ketika menjadi korban.

"Reaksi Fadli Zon terhadap MCA misalnya, bukannya mendorong kepolisian untuk mengungkap siapa di belakang MCA, malah muncul dengan wacana MCA Asli dan MCA Palsu. Harusnya Fadli Zon tahu betapa sakitnya menjadi korban. Minimal tunjukkan empati," kata Ray dalam diskusi media yang diselenggarakan Indonesia Watch fot Democracy (IWD) yang bertajuk 'Hoax Tumbuh Subur Karena Partai Oposisi Tidak Kredibel?', Jumat (10/3).

Selain mengkritik Fadli Zon, Ray juga mengkritisi Fahri Hamzah sebagai pimpinan DPR. Menurutnya, pimpinan DPR harusnya bisa berbahasa yang bisa menggerakkan orang.

"Jika bahasa Anda (Fahri Hamzah) setiap hari hanya lewat begitu saja dianggap angin lalu bahkan jadi olok-olokan publik maka jabatan anda bermasalah. Harusnya pimpinan DPR bahasanya bisa menggerakkan orang. Jadi karena bahasa mereka, setiap hari malah menjadi olok-olokkan. Maka dibuatlah UU MD3 untuk membentengi mereka dari olok-olokkan publik. Harusnya intropeksi diri, batasi bicara yang tidak penting, berikan pendidikan politik," kata Ray.

Soal hoaks yang marak, Ray menilai persoalan itu sudah masuk menjadi bagian integral sebagai strategi pemenangan untuk meraih kekuasaan tanpa memikirkan daya rusak terhadap demokrasi itu sendiri.

"Di satu sisi oposisi tidak membangun tradisi kritik yang sehat. Ini menyumbang tumbuh suburnya hoaks. Hoaks menjadi penyakit sosial, dan harus ada parpol yang tegas menolak cara-cara hoaks. Sehingga ada suara yang sama menolak penyakit sosial ini. Sisakan juga ruang publik untuk memfasilitasi jembatan penyelesaian," tuturnya.

Dalam kesempatan itu, peneliti IWD Abi Rekso mengatakan, pihaknya siap menjadi fasilitator debat antara Sekjen PSI Raja Juli Antoni dan Waketum Gerindra Fadli Zon.

"IWD siap memfasilitasi diskusi atau bahkan debat terbuka yang konstruktif antara oposisi dan pemerintah. Bahkan debat lanjutan antara Raja Juli Antoni dan Fadli Zon," katanya.

Rekso menjelaskan bahwa perdebatan itu sebagai sebagai pintu masuk untuk memulai diskusi mendalam dalam rangka pembangunan kualitas demokrasi kita. "Oposisi itu penting dalam penguatan demokrasi dan Sekjen PSI Raja Juli Antoni sudah memulai itu dalam acara ILC belum lama ini," tuturnya. (*JJ)



Sumber: merdeka.com





Berita Terkait

Tulis Komentar