Ini Alasan Jokowi dan Soeharto Tolak Doktor Honoris Causa

  • Jumat, 09 Maret 2018 - 09:00:53 WIB | Di Baca : 1375 Kali

 SeRiau - Secara akademis, Soeharto adalah satu-satunya Presiden RI yang tak pernah menimba ilmu hingga perguruan tinggi. Toh begitu, dia bisa berkuasa selama 32 tahun dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Hal menarik dari Soeharto, dia rupanya tak silau dengan gelar akademis.

Ketika para presiden lain 'mengoleksi' sekian banyak gelar doktor kehormatan (DR HC) dari dalam dan luar negeri, Soeharto justru menolaknya. Kenapa?

Ketika masih dalam masa pembangunan lima tahun pertama (Pelita 1), pimpinan Universitas Indonesia (UI) pernah berniat memberikan gelar doktor honoris causa. Dipimpin Rektor UI Prof. Mahar Mardjono mereka menghadap Presiden Soeharto di Bina Graha, pada Rabu 30 Juli 1975, sekitar pukul 12.00.

Semula, menurut G. Dwipayana & Nazarudin Sjamsuddin dalam buku Jejak Langkah Pak Harto 27 Maret 1973-23 Maret 1978, Prof. Mahar antara lain menyampaikan laporan mengenai pembangunan kampus, kerja bakti sosial mahasiswa, dan partisipasi UI dalam pembangunan. 

Lantas, dia juga mengemukakan hasil pertemuan para dekan di lingkungan UI yang memutuskan untuk menganugerahkan gelar Doktor honoris causa kepada Presiden Soeharto. Anugerah serupa juga akan diberikan kepada mantan Wakil Presiden Mohammad Hatta.

Soeharto menyatakan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya atas keputusan UI itu. Akan tetapi ia berpendapat kala itu belum waktunya untuk melaksanakan penghargaan tersebut. Dalam hubungan ini dia meminta agar sebaiknya UI melaksanakan pemberian penghargaan itu pada waktu yang tepat di kemudian hari.

Turut mendampingi Prof Mahar kala itu Pembantu Rektor, Prof. Dr. Slamet Iman Santoso, Dekan Fakultas Ilmu-Ilmu Sosial, Prof. Miriam Budiardjo MA, Dekan Fakultas Psikologi, Prof. Dr. Fuad Hassan, dan Dekan Fakultas Kedokteran, Prof. Dr. Djamaluddin.

Satu-satunya gelar bagi Soeharto terkait kinerjanya sebagai Presiden adalah gelar Bapak Pembangunan dari MPR pada 1983. Gelar itu ditetapkan resmi melalui Tap MPR No V tahun 1983. Menteri Penerangan Ali Moertopo berada di balik pemberian gelar tersebut. 

Selain Soeharto, Presiden Joko Widodo juga tidak mau menerima gelar doktor honoris causa. Dia sudah merasa nyaman dengan titel Insinyur Kehutanan yang diraihnya dari Universitas Gajah Mada pada 1985. Ikhwal sikap tersebut diungkapkan Menteri Sekretaris Negara Pratikno saat menerima rombongan panitia Hari Pers Nasional (HPN) 2018 beberapa waktu lalu.

Pratikno menyebut sudah ada 21 lembaga yang ingin memberikan gelar HC kepada Jokowi. Salah satunya yang pernah berencana memberikan gelar honoris causa adalah Universitas Muhammadiyah Surakarta seperti disampaikan rektornya, Prof Dr Bambang Setiaji pada 2013.

Namun, saat itu Jokowi menyatakan dirinya belum layak mendapatkan gelar tersebut. Menurut Pratikno, Jokowi paling tersenyum kalau diberitahu ada yang akan memberikan gelar HC. "Saya ini kan gelarnya insinyur, bukan doktor he-he-he..." sampai Pratikno menirukan ucapan presiden. (*JJ)



Sumber: detiknews





Berita Terkait

Tulis Komentar