Presiden PKS soal Pemecatan Fahri: Dia Bohong dan Membangkang

  • Jumat, 02 Maret 2018 - 09:48:01 WIB | Di Baca : 1279 Kali

 

SeRiau- Presiden PKS Sohibul Iman buka-bukaan soal pemecatan Fahri Hamzah dari partainya. Dia membongkar 'dosa-dosa' Fahri sehingga dipecat dari seluruh keanggotaan partai.

Sohibul mengungkap awal mula perseteruan PKS dengan Fahri adalah ketika dia hendak merotasinya dari posisi Wakil Ketua DPR. Dia meminta Fahri dalam kapasitasnya sebagai pimpinan tertinggi partai pada Oktober 2015.

 

"(Saya katakan) 'Fahri, setelah saya lihat, antum ini ternyata tidak cocok sebagai etalase tertinggi PKS.' Etalase tertinggi PKS hari ini kan pimpinan DPR, karena menteri nggak punya kan. 'Kayaknya antum ini cocoknya di alat kelengkapan yang lain.' Sudah kita sediakan di BKSAP. Ini bulan Oktober tanggal 20," ujar Sohibul kepada wartawan, Kamis (1/3/2018).

 
Saat itu, menurut Sohibul, Fahri mengiyakan dan bersedia mematuhi keputusan partai. Hanya, Fahri meminta tidak langsung dicopot dari kursi pimpinan DPR karena masih memiliki tugas muhibah ke luar negeri yang telah dijadwalkan jauh hari sebelumnya.


"Terus dia bilang, 'Siap ustaz.' Itu benar-benar kader PKS, asli itu. (Fahri mengatakan) 'Siap Taz, sami'na wa atha'na, saya siap mundur dari pimpinan DPR terserah saya nanti ditempatkan di mana, yang penting saya tetap berada di PKS. Tapi saya sudah punya janji sebagai pimpinan DPR, mau muhibah ke sana-ke sini-kemari, tolong izinkan saya sampai pertengahan Desember.' 'Silakan,' kata saya," cerita Sohibul.

Namun, masih kata Sohibul, ternyata Fahri tidak memenuhi janjinya. Saat Desember 2015, tidak seperti yang dijanjikannya, Fahri terus-menerus membuat alasan agar tidak dilengserkan dari posisi Wakil Ketua DPR. Secara aturan sesuai dengan UU MD3, fraksi memang berhak mengatur kader-kadernya di alat kelengkapan Dewan, termasuk di kursi pimpinan DPR.

"Begitu masuk Desember mulai, nggak mau. Apa itu bukan bohong? Bohong itu namanya dan membangkang namanya itu. Coba di partai lain," tutur Sohibul.

 

Dia lalu memberi contoh soal partai lain yang memaksa kadernya masuk di Mahkamah Kehormatan Dewan, padahal si kader tidak berkenan. Pimpinan partai itu, kata Sohibul, mengancam akan memecat hingga akhirnya kader yang dimaksud bersedia diproyeksikan di MKD.

"Ketika MKD lagi panas-panasnya. Itu organisasi, termasuk korporat kan juga gitu. Nah Fahri tu begitu, simpel konstruksinya. Kenapa dia kemudian tiba-tiba jadi tidak mau? Bahkan kemudian membuat cuat-cuit aneh-aneh. Itu semakin jauh dari tabiat kader PKS," ucapnya.

PKS pun akhirnya memecat Fahri dari seluruh keanggotaan partai pada April 2016. Hanya, Fahri menggugat PKS ke PN Jakarta Selatan dan mengadukan sejumlah petinggi partai tersebut, termasuk Sohibul Iman. 


Pada Desember 2016, PN Jaksel memenangkan gugatan Fahri dan menyatakan pemecatannya tidak sah. PKS kemudian mengajukan banding, yang kemudian kembali kalah dari Fahri. Seiring pasang-surut hubungan keduanya, Fahri tetap mengaku sebagai kader PKS.

"Kan belum selesai (masalah hukum soal pemecatan Fahri), kita masih kasasi. Itu sebagai bagian proses, ya silakan aja," tutup Sohibul. (Sumber : Detiknews.com)





Berita Terkait

Tulis Komentar