Ciliwung Dibeton di Era Ahok, Mengapa Kampung Pulo Masih Banjir

  • Rabu, 07 Februari 2018 - 07:02:40 WIB | Di Baca : 1373 Kali

SeRiau — Banjir masih melanda pemukiman warga Kampung Pulo, di bantaran Sungai Ciliwung, Jakarta Selatan. Padahal pada era Gubernur Basuki Purnama atau Ahok, dilakukan penggusuran pemukiman warga dan pembuatan tanggul beton setinggi satu setengah meter di sepanjang sungai.

Luapan Sungai Ciliwung di kawasan Kampung Melayu pada Selasa 6 Februari 2018 menyebabkan ratusan rumah penduduk Kampung Pulo terendam banjir, dengan ketinggian antara setumit orang dewasa hingga atap rumah.

Kepala Suku Dinas Sumber Daya Air Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Teguh Hendarwan memiliki empat jawaban terhadap penyebab banjir di bantaran Ciliwung, Kampung Melayu.

“Banjir ini karena limpasan air melewati tanggul beton. Ketinggian di Bendung Katulampa mencapai 240 cm, jadi begitu masuk ke Jakarta dari Depok sampai ke angka 400 cm," ujar Teguh Hendarwan.

Faktor kedua, ujar Teguh Hendarwan, karena proses normalisasi Sungai Ciliwung per akhir Desember 2017 baru mencapai 60 persen.

Faktor ketiga, kata Teguh,  dangkalnya Sungai Ciliwung karena menumpuknya sedimen lumpur di dasar sungai. Akibatnya air bisa limpas melewati tanggul beton.

"Pengerukan lumpur yang dilakukan juga sudah kita lakukan dari mulai hulu tengah hingga hilir seperti perintah Gubernur, tapi belum 100 persen," ujarnya.

Faktor keempat, Hendarwan tidak menampik kemungkinan adanya bagian beton tanggul yang dibuat di era Gubernur Ahok yang bocor yang menyebabkan banjir.

"Kebocoran itu bisa saja terjadi, banyak kemungkinan penyebab banjirnya," ujarnya.

 

 

 

sumber tempo.co





Berita Terkait

Tulis Komentar