KUNDUR , SeRiau - Bupati Karimun Anunur Rafiq tengah mengusahakan agar Puskesmas Tanjungbatu Kecamatan Kundur menjadi Rumah Sakit dengan type D. Upaya tersebut telah dibahas bersama Dinas Kesehatan Kabupaten Karimun untuk melengkapi persyaratan yang diperlukan.

Menurut Rafiq, tiga syarat yang harus terpenuhi untuk menjadi RSUD Type D antara lain adalah pertama harus ada UGD dan saat ini memang telah ada fasilitas tersebut sejak lama. Kemudian layanan poli dan ruang operasi. Untuk poin terakhir itu yang masih perlu dikejar untuk dilengkapi.

"Sambil berjalan kita akan coba melengkapi. Realisasinya mudah-mudahan tahun 2018 mendatang sudah jadi RSUD dengan Type D. Kita masih melakukan persiapkan bersama Dinas Kesehatan. Itu pun juga tergantung izinnya lah dengan melengkapi persyaratannya," ucap Rafiq saat meninjau gedung baru Puskesmas Tanjungbatu yang dibangun saat masa kepemimpinan almarhum Gubernur Kepri Muhammad Sani, Jum'at pagi (24/3).

Dalam melakukan persiapan kata Rafiq, pihak Puskesmas juga sudah dapat mengalokasikan sendiri karena telah menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). Kemudian nantinya akan dibantu dengan alokasi dari APBD Kabupaten Karimun.

Sementara untuk fasilitas UGD kata Rafiq, saat ini tinggal melakukan penambahan peralatan. Kemudian ruang rawat inap sudah lengkap dan sudah berjalan sejak lama. Dalam waktu dekat juga akan ditambah layanan untuk dokter umum dan dokter gigi.

Hanya saja kata dia, pemerintah belum dapat menambah layanan untuk dokter spesalis. Alasannya karena dokter spesailis hanya diperbolehkan ditempatkan pada layanan kesehatan di Rumah Sakit, sementara Puskesmas Tanjungbatu sampai saat ini belum berubah menjadi RSUD dan masih tetap sebagai Puskesmas.

"Kami akan cari formulasi yang lain, mungkin untuk tahap awal akan kita sediakan dokter spesialis yang bisa bolak balik dari Karimun ke Kundur, nantinya haknya akan kita bayarkan seusai aturan. Tapi masih menunggu status jadi RSUD dulu," tutupnya.

Seperti diketahui, bangunan baru di Puskesmas Tanjungbatu Kecamatan Kundur telah selesai sekitar dua tahun lebih dengan menggunakan anggaran dari APBD Provinsi Kepri tahun 2013. Sekitar setahun lama pengerjaannya namun tak kunjung difungsikan meski telah diresmikan oleh Gubernur Kepri almarhum Muhammad Sani pada 2015 silam dan baru dapat difungsikan sekitar dua bulan lalu.(*)