Harga Emas Rp1 Juta, Analis Sarankan Tak Buru-buru Jual


 

SeRiau - Harga jual emas PT Aneka Tambang (Persero) Tbk atau Antam akhirnya mencapai posisi Rp1,02 juta per gram pada Selasa (28/7). Sementara itu, harga pembelian kembali (buyback) di level Rp919 ribu per gram pada hari ini.

Meski harganya melonjak, analis sekaligus Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menyarankan investor agar tidak terburu-buru melepas kepemilikannya. Pasalnya, ia memprediksi harga logam mulia masih berpotensi menguat.

"Untuk yang sudah memiliki logam mulia ini saat yang tepat untuk mempersiapkan diri menjual di harga tertinggi dan di situ nasabah akan mendapatkan keuntungan besar," ujarnya kepada CNNIndonesia.com, Selasa (28/7).

Ia memperkirakan harga emas Antam akan mencapai posisi Rp1,07 juta pada pekan pertama Agustus 2020. Saat itu, harga emas di perdagangan spot diramal mencapai level US$2.000 per troy ons dari posisi saat ini US$1.973,71 per troy ons.

Kenaikan harga emas akan ditopang rencana pemberian stimulus fiskal lanjutan AS senilai US$1 triliun untuk penanganan dampak covid-19 kepada ekonomi AS. Jika pemberian stimulus itu disetujui pada Sabtu mendatang, Ibrahim memprediksi dampak positifnya ke pasar akan muncul pada pekan pertama Agustus.

"Emas ini mengalami lonjakan setelah Uni Eropa menyetujui stimulus US$750 miliar, ini yang angkat harga emas. Itu baru US$750 miliar apalagi pemerintahan AS sebesar US$1 triliun ini sudah cukup luar biasa, " paparnya.

Selain itu, ia menuturkan harga emas mendapatkan angin segar dari tensi geopolitik antara AS-China dan India-China. Seperti diketahui, AS-China kembali bersitegang sehingga menutup perwakilan konsulat di Houston dan Chengdu.

Di sisi lain, imbas ketegangan antara India-China membuat India mengerjakan kurang lebih 40 tank tempur di perbatasan dua negara.

"Kedua negara ini mempunyai jumlah penduduk yang fantastis, sehingga kalau terjadi perang ini berdampak pada pasar serta mengakibatkan lonjakan emas," katanya.

Jika harga sudah mencapai posisi puncak, ia menyarankan investor segera menjual kepemilikannya. Sebab, setelah mencapai harga tertinggi ia memprediksi harga logam mulia kembali mengalami koreksi.

"Karena di harga itu kemungkinan banyak pelaku pasar yang melakukan penjualan dan bank-bank besar pun melakukan penjualan," paparnya.

Sementara itu, Analis sekaligus Kepala Riset Monex Investindo Ariston Tjendra mengatakan investor ritel bisa menjual sebagian kepemilikannya.
"Untuk investor ritel bisa melikuidasi posisinya sebagian untuk mengamankan profit. Dan sisanya ditahan untuk mengikuti potensi kenaikan emas selanjutnya," katanya.

Ia mengatakan harga emas masih sangat volatil. Namun, ia meramal tren harga di atas Rp1 juta masih bisa bertahan dalam seminggu ke depan. "Tren harga emas masih ke atas. Potensi target selanjutnya di Rp1,050 juta," katanya.

 

 

 

 

Sumber CNN Indonesia