Kasus Pes Muncul di Mongolia, WHO: Tidak Berisiko Tinggi


SeRiau - Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa kasus pes tidak berisiko tinggi di China. 

Namun, WHO akan terus memantau perkembangan penyakit pes di China secara seksama.

"Saat ini, kami tidak menganggapnya berisiko tinggi, tetapi kami mengawasinya dengan cermat," ujar Juru Bicara WHO, Margaret Harris kepada wartawan di pertemuan virtual pada Selasa (7/7/2002), sebagaimana dikutip AFP. 

Pihaknya tengah memantau kasus pes di China setelah diberitahukan oleh pihak berwenang Beijing.

Pemerintah China melaporkan bahwa ada seorang gembala di utara Mongolia Dalam, didiagnosis terserang wabah pes.

Menyusul itu, pada minggu lalu muncul 2 kasus yang dikonfirmasi sama di Provinsi Khovd, berdekatan dengan Mongolia.

Menurut kantor berita pemerintah China Xinhua yang dilansir dari AFP pada Selasa (7/7/2020), mengatakan bahwa dua orang ini adalah kakak-beradik yang dinyatakan terserang pes, setelah makan daging marmut.

" Wabah pes telah ada sejak lama dan akan selalu ada, selama berabad-abad," kata Harris.

"Kami sedang mencari jumlah kasus yang pernah terjadi di China," ujar Harris.

Dia mengatakan, WHO telah bekerja sama dengan otoritas China dan Mongolia untuk meneliti kasus penyakit ini.

Badan kesehatan PBB tersebut mengatakan telah diinformasikan oleh China pada 6 Juli, tentang kasus pes di Mongolia Dalam.

"Wabah itu jarang terjadi, biasanya ditemukan di wilayah geografis tertentu dunia, di mana wabah itu masih endemik," kata Harris.

Wabah pes menurutnya adalah bentuk yang paling umum yang ditularkan antara hewan ke manusia, melalui gigitan kutu yang terinfeksi dan kontak langsung dengan karkas hewan kecil yang terinfeksi.

"Tidak mudah menular antarmanusia," ujarnya.

Menurut Komisi Kesehatan Nasional China, bahwa wabah pes jarang terjadi di China dan dapat diobati, tapi ada lima orang meninggal sejak 2014.

Sementara saat ini, Komisi Kesehatan Kota mengatakan bahwa pria yang terinfeksi di Mongolia Dalam itu kondisinya stabil di sebuah rumah sakit di Bayannur.

Xinhua melaporkan pada Senin (6/7/2020), bahwa muncul kasus lain di daerah dekat dengan Mongolia yang dicurigai pes.

Kasus itu dialami oleh seorang bocah lelaki berusia 15 tahun yang demam setelah makan marmut yang diburu oleh seekor anjing. (**H)


Sumber: KOMPAS.com