Taliban Tolak Gencatan Senjata dengan Pemerintah Afghanistan Selama Ramadhan


SeRiau - Taliban menolak seruan pemerintah Afghanistan untuk gencatan senjata selama Bulan Ramadhan sehingga mereka bisa fokus kepada penanggulangan virus corona.

Harapan untuk mengakhiri perang di Afghanistan sejatinya sempat muncul pada akhir Februari lalu. Hal itu menyusul kesepakatan yang dicapai Taliban dengan Amerika Serikat terkait penarikan pasukan Negeri Paman Sam sebagai jaminan keamanan Taliban.

Namun, kesepakatan itu nyatanya tak termasuk gencatan senjata. AS menyerahkan hal itu kepada Afghanistan untuk bernegosiasi dengan Taliban. 

Juru bicara Taliban, Suhail Shaheen, mengatakan gencatan senjata mungkin saja dilakukan apabila proses perdamaian dilaksanakan ‘sepenuhnya’. Kendati demikian, lanjutnya, bukan berarti Taliban akan meletakkan senjata begitu saja. 

"Meminta gencatan senjata sangat tidak rasional dan tidak meyakinkan," kata Shaheen seperti dikutip Reuters, Jumat (24/4). 

Permintaan gencatan senjata dinilai sebagai langkah strategis bagi pemerintah untuk fokus menangani pandemi virus corona. Hingga kini, Afghanistan telah mendeteksi lebih dari 1.300 kasus, tetapi angka itu dipercaya akan lebih tinggi karena terbatas tes corona serta sistem kesehatan Afghanistan yang lemah. 

Taliban sejatinya telah menyetujui untuk mengurangi kekerasan selama seminggu untuk mengamankan perjanjian dengan AS yang ditandatangani pada 29 Februari. Akan tetapi, mereka kembali menyerang pasukan pemerintah setelah itu.

Pada pekan ini, puluhan anggota pasukan keamanan Afghanistan, warga sipil, dan pejuang Taliban tewas dalam bentrokan.

Dalam salah satu insiden terbaru, pasukan Taliban menyerang pos pemeriksaan keamanan yang dijaga oleh anggota milisi pro-pemerintah di provinsi barat laut Badghis pada Kamis (23/4) malam. Dari peristiwa itu, sebanyak 13 anggota milisi terbunuh dan tujuh ditangkap. (**H)


Sumber: kumparan.com