Satu Orang di Pekanbaru Meninggal Akibat DBD

Plt Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, M Amin

SeRiau - Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi ancaman serius bagi masyarakat Kota Pekanbaru. Dari data Dinas Kesehatan (Dinkes) Pekanbaru hingga pekan ke-10 tahun 2020, tercatat sebanyak 238 kasus ditemukan, dan 1 di antaranya meninggal.

Hal itu diungkapkan oleh Plt Dinkes Kota Pekanbaru Muhammad Amin, bahwa satu orang korban DBD yang meninggal dunia karena terlambat mendapatkan penanganan medis.

Menurutnya, masalah DBD bukan persoalan fogging. Tapi persoalan lingkungan. Untuk itu, Puskesmas diharapkan turun ke masyarakat agar menjaga lingkungannya.

"Bukan hanya mengatasi DBD itu, orang sakit dikirim ke rumah sakit. Bukan itu persoalannya. Tapi bagaimana kita menata lingkungannya supaya tidak bertelur lagi nyamuk aedes aegypti itu," kata Amin, Kamis (12/3/2020).

Sementara itu, Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Diskes Pekanbaru, Maisel Fidayesi, membenarkan adanya korban jiwa dalam kasus DBD tersebut.

"Untuk tahun ini sampai minggu kedua Maret tercatat ada 238 kasus. Satu diantaranya menyebabkan korban jiwa karena terlambat dapat penanganan," kata Maisel.

Dijelaskannya, satu orang korban jiwa karena kasus DBD itu merupakan R (20) warga Jalan Melur, Kelurahan Padang Bulan, Kecamatan Senapelan. 

Korban sudah merasakan sakit sejak Jumat (7/2) lalu. Namun, korban baru memeriksakan kesehatan dan berobat dua hari setelah itu. 

Pasien masuk rumah sakit dengan diagnosa DHF with warning sign dengan hemaptoe dan melena atau sudah muntah darah. 

"Kondisi korban sudah menurun kondisinya sudah lemas. Setelah dirawat selama lima hari korban tidak dapat tertolong dan akhirnya meninggal," jelasnya.

Maisel menyebut, dengan penemuan kasus itu, Diskes Pekanbaru melakukan fogging pada lokasi tempat tinggal korban. Dari 238 kasus yang ditemukan, seluruh pasien sudah sembuh, dan satu diantaranya tidak dapat tertolong. 

Pihaknya juga mengimbau masyarakat supaya menjaga kebersihan lingkungan dan menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS). Karena faktor lingkungan yang kumuh akan menjadi sarang dan mempercepat kembang biak nyamuk Aedes agepty sebagai penyebab DBD. 

Jumlah kasus DBD hingga pekan ke-10 tahun 2020, Kecamatan Tenayan Raya masih menjadi penyumbang terbesar dengan 44 kasus, diikuti Tampan 36 kasus, Marpoyan Damai 30 kasus, Payung Sekaki 28 kasus, Bukit Raya 26 kasus, Rumbai 15 kasus, Rumbai Pesisir 9 kasus, Limapuluh 21 kasus, Sukajadi 11 kasus, Senapelan 13 kasus, Sail 1 kasus, dan Pekanbaru kota 1 kasus, total 238 kasus. (**H)