Airlangga Tepis Kecurigaan Bamsoet soal Skenario Aklamasi


SeRiau - Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menyatakan tak pernah ada pemilihan ketua umum dalam rapat pleno di musyawarah nasional (Munas). Menurutnya, pemilihan ketua umum Golkar tetap dilakukan dalam forum Munas.

Hal itu disampaikan Airlangga merespons pernyataan Wakil Koordinator Bidang Pratama II Golkar Bambang Soesatyo (Bamsoet) yang menyebut ada indikasi aklamasi dalam pemilihan ketua umum lewat rapat pleno. Airlangga dan Bamsoet disebut-sebut bakal bersaing memperebutkan kepemimpinan Golkar.

"Kalau mekanisme, kan, tidak pernah ada pemilihan melalui pleno, ya. Jadi antara pleno dan pemilihan itu dua hal berbeda," kata Airlangga di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat.

Pria yang juga menjadi Menteri Perindustrian itu menyatakan bahwa rapat pleno adalah forum untuk membahas internal dan kegiatan organisasi.

"Kalau pleno membahas internal. Kegiatan organisasi. (Pemilihan) ketum forum lewat Munas," tuturnya.

Airlangga melanjutkan apabila banyak kader yang menyatakan akan ada kemungkinan pemilihan ketua umum aklamasi, itu tak melanggar Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART).

"Itu kan sesuai AD/ART," ujarnya singkat. Airlangga tak merinci lagi soal aturan aklamasi dalam pemilihan ketua umum Golkar.

Airlangga mengaku tak tahu siapa saja kader Golkar lainnya yang ingin maju dalam bursa calon ketua umum selain dirinya dan Bamsoet. Menurutnya, para kandidat baru terlihat ketika Munas Golkar digelar pada Desember 2019 mendatang.

"Nanti kan akan digelar Munas. Jadi pada waktunya terlihat," katanya.

Sebelumnya, Bamsoet mengaku curiga ada pihak-pihak yang berupaya agar pemilihan ketua umum Golkar dilakukan secara aklamasi dalam gelaran Munas. Sesuai rencana, Munas partai berlambang pohon beringin tersebut akan digelar pada Desember mendatang.

Bamsoet yang juga Ketua DPR itu menambahkan seharusnya pemilihan Ketum Golkar tak boleh dilakukan secara aklamasi. Ia mengatakan ketua umum partai harus lahir dari proses pemilihan yang dilakukan secara demokratis.

"Ini enggak boleh. Di Golkar tidak terbiasa itu ketua umum lahir dari rapat pleno atau aklamasi, tetapi lahir dari Munas. Golkar biasanya panas tapi kemudian bersatu kembali," kata Bamsoet saat ditemui di Kompleks MPR/DPR, Jakarta, hari ini. (**H)


Sumber: CNN Indonesia