Gempa Pasaman Barat karena Aktivitas Subduksi Lempeng Indo-Australia


SeRiau - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika menyatakan, gempa bumi tektonik 5,3 yang menggetarkan Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat, diakibatkan aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia. Gempa di Kabupaten Pasaman Barat, terjadi pukul 18.04 WIB, Senin 17 Juni 2019.

Kepala Pusat BMKG, Rahmat Triyono mengatakan, lokasi aktivitas gempa ini berada di zona Megathrust, zona subduksi lempeng yang berada di Samudera Hindia, sebelah barat Sumatra.

Menurut dia, konverhensi kedua lempeng tersebut membentuk zona subduksi yang menjadi salah satu kawasan sumber gempa bumi aktif di wilayah Sumatera.

“Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, tampak bahwa gempa bumi ini, termasuk dalam klasifikasi gempa bumi dangkal. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi ini dipicu oleh penyesaran naik (thrust fault),” kata Rahmat, dalam keterangannya.

Rahmat menjelaskan, getaran gempa bumi yang terletak pada koordinat 0,4 Lintang Selatan dan 99 Bujur Timur itu, juga dirasakan di wilayah Padang Panjang, Pariaman, dan kota Padang. Hingga saat ini, belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut.

“Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi tidak berpotensi tsunami.

Hasil monitoring BMKG, juga belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (after shock). Masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tak terpengaruh oleh isu hoax. (**H)


Sumber: VIVA