UKP RI Bersama Sri Lanka dan Selandia Baru Bahas Perdamaian


SeRiau - Utusan Khusus Presiden (UKP) RI, Syafiq Mughni, menggelar dialog bersama Kedutaan Sri Lanka untuk Indonesia dan perwakilan kepolisian Selandia Baru. Dialog membahas perlunya meningkatkan upaya perdamaian usai insiden teror yang terjadi di kedua negara sahabat tersebut.

Duta Besar Sri Lanka untuk Indonesia, Dharsana M Perera, menyampaikan insiden yang terjadi di negaranya merupakan bentuk serangan terhadap kemajemukan masyarakat.

Oleh karena itu, Parera mengatakan perlunya setiap masyarakat berupaya membangun nilai-nilai kemanusiaan yang penuh rasa damai. Ia mengajak setiap orang berkomitmen melawan segala bentuk terorisme di dunia.

“Bahwa perlu kita semua membangun solidaritas bersama untuk melawan dan memerangi terorisme,” ungkap Parera di Morrissey Hotel, Jakarta, Rabu (15/5).

Sementara itu, perwakilan Polisi Selandia Baru di Indonesia, Neil Banks, menyampaikan teror penembakan di negaranya bukanlah cermin keadaan sehari-hari di sana. Peristiwa itu adalah suatu noda yang asing, sehingga semua masyarakat Selandia Baru pun tegas menolaknya.

“Peristiwa yang terjadi di Selandia Baru, tidak mencerminkan suasana atau apa yang terjadi dalam keseharian di Selandia Baru. Seluruh masyarakat menolak peristiwa itu. Masyarakat Selandia Baru adalah masyarakat multikultural,” tutur Neil.

Dialog ini dihadiri mahasiswa dari berbagai kampus di Jakarta. Mereka turut berbagi pemikiran dengan perwakilan negara sahabat yang baru saja mengalami serangan terorisme tersebut.

Dalam forum itu, UKP RI Syafiq Muqhni menyampaikan pemerintah Indonesia meyakini Sri Lanka dan Selandia Baru mampu berbenah atas kejadian teror.

“Kita yakin kedua negara mampu untuk mengatasi terorisme dan melakukan keamanan yang ada di daerah masing-masing,” ungkap Syafiq.

Ia menekankan tidak hanya pemerintah ataupun polisi, tetapi setiap masyarakat berkewajiban menjaga perdamaian.

“Ini menjadi tugas kita bersama bahwa musibah seperti ini bisa terjadi sewaktu-waktu dan di mana pun. Tidak peduli apakah terjadi di negara yang selama ini dipandang yang paling aman, apakah di daerah konflik sekalipun, maka sewaktu-waktu bisa saja terjadi,” kata Syafiq.

“Maka menjadi fardu ain, bagi semua masyarakat, harus bekerja, harus berjuang membangun peace culture, budaya perdamaian, nilai-nilai kemanusiaan yang menjadi komitmen kita bersama. Dengan cara itulah kita menjadi manusia yang beragama,” imbuhnya. (**H)


Sumber: kumparanNEWS