Teroris Kembali Serang Umat Katolik Burkina Faso, 4 Tewas


SeRiau - Teror penembakan yang menargetkan umat Nasrani di Burkina Faso kembali terjadi. Kali ini, empat orang sedang mengikuti prosesi keagamaan tewas karena diberondong peluru oleh orang tidak dikenal.

Dilansir AFP, Selasa (14/5), insiden itu terjadi ketika kegiatan parade dengan mengusung patung Bunda Maria di Kota Ouahigouya pada Senin (15/5). Menurut penuturan saksi, para teroris itu terlebih dulu memisahkan anak-anak dari rombongan, lantas mengeksekusi orang dewasa.

"Sekelompok teroris mengadang arak-arakan dan melepaskan tembakan, menewaskan empat jemaat dan membakar patung itu," kata perwakilan Katedral Ouagadougou.

Insiden itu terjadi sehari setelah serangan terhadap gereja katolik di Dablo, Nord. Para pelaku berjumlah sekitar 20 hingga 30 orang dan menerobos ke dalam gereja. Mereka kemudian menyandera sejumlah jemaat.

Setelah menjalankan aksinya, para pelaku membakar gereja, juga beberapa toko dan kafe kecil sebelum melarikan diri ke pusat medis terdekat. Di sana, mereka melakukan penjarahan kemudian membakar kendaraan kepala perawat rumah sakit tersebut.

Serangan ini terjadi dua hari setelah pasukan khusus Prancis membebaskan empat sandera warga asing di utara Burkina Faso dalam satu operasi yang menewaskan dua tentara.

Dua pekan sebelumnya, dua orang teroris dilaporkan menyerang sebuah gereja di Kota Silgadji, Burkina Faso. Akibatnya lima orang, termasuk seorang pastor, meninggal karena terkena tembakan.

Setidaknya ada tiga kelompok teroris yang bersembunyi di Burkina Faso. Mereka adalah Ansarul Islam, Kelompok Pendukung Islam dan Muslim (GSIM), dan ISIS Sahara.

Ketiga kelompok itu kerap melakukan serangan teror dalam bentuk gerilya. Mereka kerap menargetkan warga Nasrani dan bahkan sesama Muslim.

Pada 2015, para teroris menyerang Ibu Kota Ouagadougou dan kota-kota di wilayah timur negara bekas jajahan Prancis itu.

Jumlah korban meninggal akibat serangan teroris diperkirakan mencapai 350 orang.

Prancis sudah mengirim sekitar 4,500 pasukan ke bekas negara jajahan mereka di Afrika yakni Mali, Burkina Faso, Niger, dan Chad untuk membantu menumpas kelompok teroris. Mereka bahkan menggelar operasi militer Barkhane untuk bertempur bersama-sama pasukan setempat melawan para milisi. (**H)


Sumber: CNN Indonesia