OJK Belum Dapat Laporan soal Isu Akuisisi Bank Permata


SeRiau - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengaku belum mendapatkan laporan langsung dari PTBank Mandiri (Persero) Tbk terkait isu akuisisi PT Bank Permata Tbk (BNLI). Padahal, rumor akuisisi itu semakin memanas beberapa hari terakhir.

"Belum, mereka belum bicara sama kami," ungkap Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Heru Kristiyana, Selasa (2/4).

Isu ini berhembus sejak Bank Mandiri memaparkan kesiapan untuk mengakuisisi salah satu bank pada 2019. Rencana akuisisi muncul seiring modal inti perusahaan yang berlebihan hingga Rp30 triliun.

Isu juga muncul, setelah manajemen Standard Chartered Bank disebut-sebut sudah sejak lama ingin melepas kepemilikan sahamnya di Bank Permata. Maklum, kinerja Bank Permata sempat ambruk pada 2015 sampai 2016 lalu.

Jika dirinci, laba bersih Bank Permata pada 2015 terjun bebas sebanyak 84 persen dari 2014 yang masih Rp1,58 triliun menjadi Rp247 miliar. Pada 2016, kinerja Bank Permata kian terpuruk. Bukannya untung,mereka justru mencatatkan kerugian hingga Rp6,48 triliun.

Sebelumnya, Deputi Jasa Keuangan, Survei dan Konsultasi Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Gatot Trihargo menjelaskan sudah memberikan izin kepada Bank Mandiri untuk mengambil alih saham di Bank Permata. Namun, ia enggan membeberkan sejauh mana proses yang sudah ditempuh oleh Bank Mandiri.

"Terkait dengan langkah akuisisi dan sejenisnya dari bank disetujui sepanjang meningkatkan return on equity (ROE) dan kapasitas usaha juga meningkatkan value of the firm (nilai) perusahaan," ucap Gatot.

Analis Oso Sekuritas Sukarno Alatas mengatakan Bank Mandiri telah mengajukan penawaran harga saham untuk merealisasikan rencananya mengakuisisi saham Bank Permata. Info yang ia terima, Bank Mandiri menawarkan harga di rentang Rp1.115-Rp1.200 per saham. 

"Bank Mandiri dan Morgan Stanley telah merampungkan kajian rencana akuisisi Bank Permata," terang dia.

Kendati begitu, Gatot belum mau membeberkan lebih lanjut mengenai harga yang diajukan oleh Bank Mandiri. Ia menyerahkan hal itu kepada perusahaan. "Saya belum mendengar info terbaru soal usulan harganya," pungkas Gatot.

Sebagai informasi, mayoritas saham Bank Permata digenggam oleh PT Astra International Tbk (ASII) dan Standard Chartered Bank dengan porsi masing-masing sebesar 44,56 persen. Sisanya sebesar 10,88 persen dimiliki oleh publik. (**H)


Sumber: CNN Indonesia