Indonesia-Eurasia Sepakati Perjanjian Hubungan Dagang

  • by Redaksi
  • Jumat, 15 Februari 2019 - 00:31:08 WIB

SeRiau - Pemerintah Indonesia dan Komisi Ekonomi Eurasia (Eurasian Economic Commission/EEC) baru saja menandatangani perjanjian komitmen (Memorandum of Commitment/MoC) untuk saling meningkatkan hubungan perdagangan antar kedua pihak. 

Penandatangan MoC dilakukan oleh Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita dan Menteri Integrasi dan Makroekonomi Komisi Ekonomi Eurasia Tatyana D. Valovaya di Kementerian Perdagangan pada hari ini, Kamis (14/2).

Komisi Ekonomi Eurasia merupakan badan eksekutif yang bertanggung jawab untuk menerapkan keputusan, perjanjian, hingga pengelolaan bisnis di kawasan Eurasia yang meliputi Rusia, Kazakhstan, Belarus, Tajikistan, dan Kirgistan. 

Meski baru sebatas MoC, namun Enggar mengatakan perjanjian ini setidaknya bisa mengikat kedua pihak untuk lebih serius dalam mengkaji potensi peningkatan nilai perdagangan ke depan. Selain itu, MoC merupakan titik cerah dari perundingan alot yang dilakukan sejak akhir 2017. 

"Kerja sama dengan Eurasia memang agak berbeda, mereka tidak bisa langsung joint feasibility study, prosedurnya seperti ini karena mereka atas nama kelompok beberapa negara," ucapnya. 

Setelah MoC, kedua pihak berencana lebih intensif membahas potensi peningkatan dagang sekaligus menggelar forum bisnis yang melibatkan para pelaku usaha dari masing-masing pihak. 

Rencananya, ada sekitar empat forum bisnis, yakni dua kali di Indonesia dan dua kali di negara anggota Eurasia yang digelar pada tahun ini. Namun, Enggar belum bisa merinci waktu pasti pelaksanaan forum bisnis tersebut. 

"Sedang kami atur jadwal, diharapkan kuartal pertama dan kedua tahun ini," katanya. 

Terkait potensi, Enggar memastikan komitmen ini nantinya bisa membuat nilai perdagangan antar kedua pihak melebihi torehan saat ini. Per akhir 2018, nilai perdagangan kedua pihak mencapai US$2,79 miliar. Namun, nilai perdagangan terbesar masih didominasi oleh hubungan dagang Indonesia-Rusia. 

"Nantinya (ekspor) bisa langsung ke lima negara melalui satu proses saja, jadi ini benar-benar membuka pintu," ujarnya. 

Lebih lanjut ia menilai ada beberapa komoditas yang bisa ditingkatkan penawarannya ke Eurasia, yaitu minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO), kopi, karet, produk makanan jadi, furniture, hingga tekstil dan produk tekstil lainnya. Sedangkan komoditas dari Eurasia yang bisa diimpor karena dibutuhkan oleh Indonesia, seperti aluminium, alloy, dan pupuk. 

"Dengan kesepakatan ini, kami bisa saling mengetahui potensi masing-masing negara, apa yang bisa ditawarkan dan apa yang dibutuhkan, termasuk seperti apa regulasi yang ada," tutur Tatyana. (**H)


Sumber: CNN Indonesia