Vigit Waluyo: Saya Menitipkan PSS Sleman ke Komite Wasit

  • by Redaksi
  • Jumat, 25 Januari 2019 - 08:26:29 WIB

 

SeRiau - PSS Sleman sukses menjadi juara Liga 2 2018. Namun, seiring dengan juaranya 'Elang Jawa', sejumlah kejanggalan terus-menerus diungkit hingga kini. Salah satunya ialah saat PSS menghadapi Madura FC dalam laga babak 8 besar Liga 2 2018.

Ketika itu, dalam laga yang dihelat di Stadion Maguwoharjo, Selasa (6/7/2018), PSS berhasil menang dengan skor tipis 1-0 lewat gol bunuh diri Choirul Rifan pada menit ke-81. Namun, bukan kemenangan PSS-lah yang jadi sorotan utamanya, melainkan proses gol yang terjadi.

Sebelum Rifan melakukan bunuh diri, pemain PSS yang menerima umpan, Aditya Putra, berada dalam posisi offside. Dari proses tayangan ulang, terlihat jelas bahwa Aditya sudah berjarak hampir 2 meter dari pemain terakhir di garis pertahanan Madura FC. 

Hal ini juga sempat dibenarkan oleh anggota Komite Wasit PSSI, Purwanto. 
Kekalahan Madura FC di Maguwoharjo ini berbuntut panjang. Selain menjadi awal dari pertarungan keras kedua tim saat bertemu di Stadion Ahmad Yani, Sumenep, kekalahan Madura FC ini juga jadi awal terbukanya tabir match fixing di sepak bola Indonesia. Nama Januar Herwanto selaku manajer Madura FC dan Hidayat selaku anggota (sekarang sudah jadi mantan) Exco PSSI terseret.

Januar Herwanto mengalamatkan sebuah tudingan kepada Hidayat, yang memintanya mengalah dari PSS di laga 8 besar, dengan iming-iming uang sebesar 100 sampai 150 juta rupiah. Meski selalu bersikukuh bahwa ia menolak, Hidayat akhirnya mengambil langkah yang mengejutkan: ia memutuskan mundur dari kursi anggota Exco PSSI.

Perkara soal keterlibatan PSS dalam match fixing ternyata tidak selesai sampai di situ. Vigit Waluyo, tersangka pengaturan skor, juga ikut buka suara soal keterlibatan PSS dalam kasus ini. 
Saat dimintai keterangan di Polda Jatim, Vigit mengungkapkan bahwa PSS jadi salah satu klub, di antara klub Liga 2 lain, yang terlibat match fixing. Untuk memuluskan langkah tersebut, Vigit mengaku bahwa ia berkomunikasi dengan Komite Wasit PSSI.

"Pada waktu PSS Sleman di ajang 8 besar dan semifinal (Liga 2), kami tidak melibatkan banyak pihak. Tapi, karena memang di situ sudah ada permainan, beberapa oknum PSSI melindungi agar prestasi tim terjaga baik. Karena kondisi tim PSS Sleman sendiri itu memang bagus," ujar Vigit.

"Jadi dalam pertandingan apapun dia (PSS) tidak ada kesulitan untuk memenangkan pertandingan. Cuma memang kami menitipkan itu kepada Komite Wasit agar tetap dilindungi agar tidak ada kontaminasi dari pihak lain (untuk PSS)," tambahnya.

Soal keterlibatan mereka dengan pengaturan skor ini, manajemen PSS yang diwakili Soekeno, CEO PT Putra Sleman Sembada (PSS), sebelumnya mengaku bahwa timnya sama sekali tidak terlibat pengaturan skor. Mereka juga siap untuk terbuka jika kelak tim Satgas akan melakukan penyelidikan terkait laga-laga PSS di Liga 2 2018.

"Kami (PSS Sleman) sendiri senang dengan pembentukan Satgas itu yang tujuannya memperbaiki sistem persepak bolaan tanah air, maka kami appreciate sekali dengan Satgas itu. Sejak awal kami tegaskan kepada tim, tidak boleh sampai terlibat (pada kasus pengaturan skor)," ucapnya. 

 

 

Sumber kumparan