Antisemitisme dan Islamophobia Meningkat di Jerman

  • by Redaksi
  • Jumat, 09 November 2018 - 05:25:46 WIB

SeRiau - Prasangka buruk terhadap Islam dan imigran semakin meningkat di Jerman, terutama di Jerman bagian timur. Hal itu diungkap sebuah studi terbaru tentang otoriterianisme di Jerman yang dilakukan oleh Pusat Kompetensi untuk Penelitian Demokrasi dan Ekstrimisme Sayap Kanan yang berbasis di kota Leipzig.

Sejak tahun 2002, lembaga riset tersebut membuat dan mempublikasikan laporan setiap dua tahun tentang pandangan kelompok sayap kanan dan otoriterianisme di Jerman.

Dalam studinya yang dilansir harian Jerman Die Welt, sebanyak 35.6% atau satu dari tiga orang Jerman percaya bahwa imigran datang hanya untuk mengeksploitasi kesejahteraan negara mereka. Angka tersebut lebih tinggi di Jerman bagian timur dengan 44.6% atau ada satu dari dua orang yang membenarkan hal tersebut.

Sentimen terhadap imigran memang meningkat di Jerman, terutama kepada imigran Muslim. Menurut studi dan poling yang dilakukan, 44% masyarakat Jerman setuju bahwa Muslim sebaiknya tidak diizinkan bermigrasi ke Jerman. Angka tersebut naik hampir 8% dibandingkan pada tahun 2014 dimana ada 36.5% masyarakat Jerman yang setuju akan hal tersebut.

Ketika ditanya apakah banyaknya Muslim membuat mereka merasa seperti orang asing di negaranya sendiri, 55.8% masyarakat Jerman menjawab “setuju”. Sementara di tahun 2014 ada 43% yang menjawab “setuju”.

Meskipun begitu, pandangan negatif tidak hanya terjadi pada Muslim saja. Sepuluh persen masyarakat Jerman tidak suka dengan Yahudi karena mereka menganggap bahwa Yahudi tidak cocok dengan Jerman dan masih memiliki terlalu banyak pengaruh sampai sekarang. Paham yang tidak suka pada sesuatu yang berhubungan dengan bangsa Yahudi itu disebut antisemitisme. 

Perekonomian yang maju dan perkembangan yang positif memang tidak dirasakan secara sama rata oleh semua masyarakat Jerman, sehingga imigranlah yang sering menjadi kambing hitam atas terjadinya kesenjangan tersebut. 

Tingginya sentimen terhadap imigran, Muslim, dan Yahudi lebih dirasakan di Jerman bagian timur yang secara umum memang lebih tertinggal dibandingkan dengan Jerman bagian barat.

Delapan persen masyarakat Jerman percaya bahwa memiliki pemimpin yang diktator dapat mengubah hidup mereka menjadi lebih baik dibandingkan dengan sistem pemerintahan yang demokratis. (**H)


Sumber: kumparanNEWS