Kenal Lebih Dekat Grace Joselini, Dokter Timnas Wanita Indonesia yang Pernah Ikut Ajang Kontes Kecantikan


 

SeRiau - MENJADI seorang dokter mungkin menjadi pekerjaan dan cita-cita banyak orang. Selain itu, pekerjan dokter merupakan pekerjaan yang mulia karena membantu menyembuhkan orang yang terkena penyakit.

Begitu juga dengan dr Grace Joselini yang memang sudah bercita-cita ingin menjadi seorang dokter sejak kecil. Selain menjadi dokter, ternyata ia juga merupakan seorang finalis Puteri Indonesia mewakili Kalimantan Timur pada 2009. Saat mengikuti ajang Puteri Indonesia, Grace sedang menjalani koas.

"Jadi memang ikut Puteri Indonesia saat sedang menjalani coass. Cita-cita dari kecil memang ingin jadi dokter," kata dr Grace Joselini saat diwawancarai Okezone via telpon.

Grace merupakan seorang dokter atlet yang menangani kesehatan Tim Nasional Sepakbola Wanita. Pada ajang olahraga bergengsi Asian Games 2018, ia juga berkontribusi sebagai dokter atlet. Awal mula yang memotivasi dirinya untuk menjadi dokter atlet adalah ia ingin bekerja sesuai dengan hobbynya. Wanita ini gemar berolahraga terutama basket.

"Awal mula motivasi mengambil spesialis ilmu kedokteran olahraga di Fakultas Kedokterna Universitas Indonesia (FKUI), yaitu ingin menggabungkan hobby dengan disiplin ilmu yang dimiliki," kata dr Grace.

Menurutnya, menjadi seorang dokter atlet itu sangat seru dan menantang. Tantangan yang harus dihadapinya yaitu keterbatasan alat yang kurang lengkap saat di lapangan. Dokter atlet dituntut untuk bisa mengatasi masalah keterbatasan alat tersebut dan bisa memberikan pelayanan terbaik bagi para atlet.

"Kalau dokter di rumah sakit semua peralatan ada dan alat lengkap. Tapi di lapangan kita harus kreatif karena tidak semuanya lengkap, tapi yang penting layanan dan manajemen medis harus sesuai standar," kata dr Grace.

"Belum lagi setiap cabang olahraga beda style, beda kebiasaan, beda peraturan, beda-beda karakter orangnya," tambahnya.

Menjadi seorang dokter atlet pada dasarnya sama saja seperti dokter pada umumnya. Hanya saja ada beberapa hal spesifik yang membedakan antara dokter atlet dan dokter umum. 

Kasus-kasus dan masalah kesehatan yang ditangani pun lebih banyak di lapangan daripada di ruangan.

"Pada dasarnya sama seperti dokter umumnya. Tapi ada hal spesifik sebagai dokter atlet seperti pencegahan dan tatalaksana cedera, pengaturan aklimatisasi (jet lag, kelembapan dan suhu udara, altitude), doping control, masalah emergency baik di lapangan ataupun luar lapangan, optimalisasi perfoma melalui nutrisi, hidrasi, acreening overtraining dan konseling," katanya.

 

 


Sumber Okezone