Menko Darmin Sebut Kenaikan Harga Pertamax Perkuat Fiskal

  • by Redaksi
  • Jumat, 12 Oktober 2018 - 20:14:07 WIB

SeRiau - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menilai kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) nonsubsidi jenis Pertamax oleh PT Pertamina (Persero) akan memperkuat ketahanan fiskal negara. 

"Bagaimana pun (kenaikan harga Pertamax) itu akan memperkuat ketahanan fiskal kita," ujar Darmin di Nusa Dua, Bali, Jumat (12/10).

Perusahaan pelat merah, setiap tahun menyisihkan sebagian profitnya untuk pembayaran dividen kepada negara selaku pemegang saham. Tahun depan, usai mengakuisi PT Perusahaan Gas Negara, pemerintah menargetkan Pertamina menyumbangkan dividen sebesar Rp1,35 triliun, menurun dari tahun ini yang ditargetkan sebesar Rp3,42 triliun.

Dengan menaikkan harga jual, Pertamina dapat mengkompensasi melesatnya biaya pengadaan akibat kenaikan harga minyak mentah. Sebagai catatan, harga minyak mentah Indonesia (Indonesia Crude Price/ICP) Oktober 2018 telah mencapai US$74,88 per barel lebih dari 1,5 kali lipat rata-rata ICP 2016 yang hanya US$40,16 per barel dan US$51,19 per barel.

Selain itu, menurut Darmin, penyesuaian harga BBM nonsubsidi Pertamina juga memberikan sentimen positif pada rupiah. Laju pelemahan rupiah terhadap dolar AS bisa ditahan. 

"Mestinya, perbaikan harga BBM itu juga ada pengaruhnya (terhadap kurs rupiah)," ujar Darmin. 

Di sisi lain, Darmin enggan berkomentar terkait penundaan kenaikan harga Premium.

"Sudah lah jangan tanya, (soal penundaan kenaikan harga Premium) tanya yang substansi aja," ujar Darmin. 

Sebagai informasi, pada Rabu (10/10) lalu, Pertamina telah mengerek harga jual BBM seri Pertamax. Melalui penyesuaian ini, di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya misalnya, harga Pertamax dipatok Rp10.400 per liter atau naik dari harga sebelumnya Rp9.500 per liter. Sementara itu harga Pertamax Turbo naik dari Rp10.700 per liter menjadi Rp12.250 per liter. 

Di sisi lain, Pertamina Dex harganya naik dari Rp10.500 per liter menjadi Rp11.850 per liter. Dexlite naik dari Rp9 ribu per liter menjadi Rp10.500 per liter dan Biosolar Non-PSO sebesar Rp.9.800 per liter. (**H)


Sumber: CNN Indonesia