SeRiau - Yanto Basna mengajak pesepakbola di Indonesia yang gajinya tertunggak oleh klub untuk berani bicara. Hal itu dianggap bisa membantu perbaikan sepakbola Indonesia.

Masalah tunggakan gaji yang dialami oleh pesepakbola Indonesia masih terus terjadi berulang kali. Belakangan ini, Sriwijaya FC jadi klub yang paling banyak menunggak gaji pemainnya berbulan-bulan.

Banyak pemain tim berjulukan Laskar Wong Kito yang pada akhirnya memilih hengkang ke klub lain. Seperti halnya Patrich Wanggai, Adam Alis, Hamkah Hamzah sampai pelatih Rahmad Darmawan.

Mantan bek Sriwijaya FC, Yanto Basna, yang mengalami hal serupa menyarankan agar para pesepakbola Indonesia untuk berani berbicara soal masalah tunggakan gaji. Yanto Basna sendiri sejauh ini gajinya di bulan Desember 2017 belum dibayar Sriwijaya FC. Nominalnya sebesar Rp 50 juta.

"Memang dari dulu mau kasih masukkan. Keadaan sekarang kurang bagus, kita hidup butuh uang ada bayar cicilan dan lain-lain. Ini masalah besar, kita juga punya keluarga dan butuh uang," kata Yanto Basna saat ditanya terkait masukkan dalam masalah tunggakan gaji lewat sambungan telepon.

"Kalau ada tunggakan, kita harus bersatu untuk bicara biar publik juga tahu masalah yang kita hadapi dengan klub. Semua pasti sudah coba bicara baik-baik, tapi, kan, susah dapat hasilnya," sambung pemain yang kini merumput di Liga Thailand bersama Khon Kaen.

"Kalau pemain benar-benar mau mendapat haknya, ya, ayo bicara! Ini juga untuk kemajuan sepakbola Indonesia. Saya tentu peduli sama teman-teman," tegasnya.

Belum lama ini BOPI sudah memanggil perwakilan PT. Liga Indonesia Baru (LIB). Ketua BOPI, Richard Sam Bera, menyebut pemanggilan itu lantaran ada masalah tunggakan gaji yang dialami pemain Sriwijaya FC dan Persegres Gresik.

"Ini ada Sriwijaya FC ada Persegres Gresik yang dilaporkan dan ramai di media. Kami minta, tunggakan gaji klub kepada pemain, segera diselesaikan," kata Richard beberapa hari lalu. (**H)

Sumber: detikSport