Jenderal Iran sebut Trump Hanya Melakukan Perang Urat Saraf


SeRiau - Seorang jenderal Iran menyikapi santai ancaman yang dilontarkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Kepala Milisi Basij, Jenderal Gholam Hossein Gheypour berujar, Trump tidak pada posisi untuk menentang Iran.

"Pernyataannya hanya merupakan perang urat saraf saja," kata Gheypour seperti diberitakan AFP Senin (23/7/2018).

Komandan satu dari Garda Revolusi Iran itu menanggapi twit Trump yang mengatakan kepada Iran untuk tidak mengancam AS.

Jika tidak, Trump menegaskan Iran bakal menanggung akibatnya seperti yang sudah diderita oleh negara lain.

"Siapapun yang percaya dengan perang urat saraf presiden konyol ini bakal tahu AS hanya puas dengan kehancuran kami," tegas Gheypour.

Dia menambahkan, seluruh pasukan dan rakyat Iran bakal membela negara mereka jika diserang oleh musuh.

Selain Gheypour, sebagian warga Iran menyatakan mereka tidak ingin negara mereka kembali mengalami revolusi seperti yang terjadi 1979 silam.

Seorang psikolog anak, Haleh dari utara Teheran berujar, saat ini masyarakat Iran saat ini tengah dilanda krisis.

"Namun, kami tidak ingin negara Barat memaksakan sebuah revolusi yang bisa mengganggu keteraturan ini," tutur Haleh.

Dia mengatakan saat ini Iran harus melakukan perubahan. Namun, perubahan tersebut harus dilakukan tanpa kekerasan.

Pendapat yang sama juga disuarakan oleh pekerja kantoran bernama Firouzeh. Dia berkata, saat ini rakyat Iran masih menanggung konsekuensi akibat revolusi.

"Memang kami butuh perubahan. Namun bukan perubahan rezim. Apakah kami terlihat seperti butuh revolusi lagi?" keluh Firouzeh. (**H)


Sumber: KOMPAS.com