TGB: Tolong Berhenti Berkontestasi Politik dengan Mengutip Ayat-Ayat Perang


SeRiau - Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Tuan Guru Bajang (TGB) Zainul Majdi memberikan dukungan kepada Joko Widodo.

Ia menyampaikan dukunga perlu diberikan karena Jokowi telah melaksanakan pembangunan infrastruktur di Indonesia bagian Timur, khususnya di NTB. TGB menegaskan, memimpin Indonesia dalam satu periode tidaklah cukup untuk Jokowi.

Dengan berkaca pada kunjungan Jokowi ke NTB yang telah 8 kali, TGB menilai hal itu menjadi komitmen Kepala Negara dalam melakukan pemerataan pembangunan.

Pernyataannya itu mendapat kritikan dari kubu lawan Jokowi. Pasalnya TGB meurpakan timses Prabowo Subianto saat Pilpres 2014.

TGB pun memberikan jawaban lewat akun Instagramnya @tuangurubajang. Dalam video yang disertai penjelasannya itu, ia menyampaikan kepada para tokoh-tokoh yang terjun dalam politik Indonesia, untuk berhenti menguti ayat-ayat perang.

Ia juga menekankan masalah yang ada Indonesia tidak bisa diselesaikan oleh satu orang.

Berikut isi pesan lengkap disampaikan TGB;

“Apa aset kita yang tidak terlihat sebagai bangsa? Aset yang tidak terlihat itu adalah persaudaraan dan persatuan kita sebagai bangsa. Kita ini bersaudara. Apakah bapak-bapak berani mengatakan bahwa anda adalah yang haq, sementara lawan politik adalah yang bathil seperti kafir Quraisy? Siapa yang berani? Kalau saya tidak berani. . .

Siapapun yang mendengar ucapan saya ini, tokoh-tokoh, guru-guru yang saya muliakan. Tolong berhentilah berkontestasi politik dengan mengutip ayat-ayat perang dalam Al-Qur’an. Kita tidak sedang berperang. Kita ini satu bangsa. Saling mengisi dalam kebaikan. . .

Kalau kita berkontestasi politik atau apapun, letakkan itu dalam “fastabiqul khoirot". Letakkan itu dalam “lita’arafu”. Beda-beda gagasan, semangatnya adalah untuk ta’aruf, saling mengisi dan saling belajar. Siapa yang bisa menyelesaikan masalah Indonesia sendirian? Hanya bisa dilakukan jika kita semua bersama-sama.

Apa yang kemarin ada di media-media. Saya banyak sekali menerima pertanyaan tentang masalah ini. Tuduhan-tuduhan juga banyak. Hujatan-hujatan juga lebih banyak. Ya tidak apa-apa. Kan kita hidup itu kalau ungkapan para ulama, membuat semua orang senang atau menyenangkan semua orang itu sesuatu yang mustahil. . .

Jadi kalau kita mau bikin senang, ya kepada yang menciptakan manusia saja lah. Itu urusannya pasti baik. Kalau kita berusaha mencari ridha dan keridhaan Allah supaya mencintai kita, itu pasti menguntungkan. Tapi kalau kita berepot-repot untuk mencari kecintaan manusia, atau “menjilat” manusia, itu biasanya akan kecewa dan tidak akan membawa kebaikan apa-apa. Wallohu a’lam bishowab.” (**H)


Sumber: Okezone