Jelang Pemilu 2019, Fadli Zon Ingatkan KPU Benahi Situsnya


SeRiau - Wakil Ketua DPR Fadli Zon mengingatkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk membenahi sistem Informasi Teknologi (IT) yang dimiliki KPU. Hal ini menyusul sempat tidak bisa diaksesnya situs penghitungan hasil Pilkada Serentak 2018 di laman https://infopemilu.kpu.go.id.

Menurut Fadli, perbaikan di sistem IT ini harus menjadi perhatian serius KPU, apalagi dalam menghadapi Pemilu 2019 yang digelar serentak antara Pemilihan Legislatif (Pileg) dan Pemilihan Presiden (Pilpres).

"Salah satunya karena ini era digital seharusnya itu tidak boleh diretas, harus ada kepastian. Ke depan saya kira karena ini akan menghadapi pileg dan pilpres, ini benar benar tidak boleh terjadi," jelas Fadli, Jumat 5 Juli 2018.

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra ini mengatakan, sangat disesalkan bila lembaga seperti KPU memiliki masalah pada laman situsnya. Apalagi, KPU memiliki tugas yang sangat penting dalam menyelenggarakan pesta demokrasi.

"Bagaimana sebuah situs dari komite pemilu bisa mudah diretas oleh pihak manapun. Ini artinya kan suara rakyat bisa dibajak dan ini menimbulkan kecurigaan, keragu-raguan masyarakat terhadap KPU untuk menyelenggarakan Pemilu," ucap Fadli.

Fadli bahkan menyarankan KPU agar mencontoh penggunaan situs internet pada lembaga perbankan. Menurut Fadli, meski rawan diretas, situs internet yang dimiliki lembaga-lembaga perbankan memiliki sistem mempertahankan diri agar tak gampang diretas.

"Jadi semestinya KPU belajarlah dari sektor perbankan yang relatif aman dari peretasan," tuturnya.

Situs penghitungan hasil Pilkada Serentak 2018 oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) di laman https://infopemilu.kpu.go.id dilaporkan tidak bisa diakses atau down pada beberapa waktu. KPU berdalih tak bisa diaksesnya laman tersebut dalam beberapa waktu karena kesengajaan untuk menangkal serangan hacker.

Menurut Ketua KPU Arief Budiman, masyarakat yang mengunjungi situs tersebut akan mengalami ketidaknyamanan karena laman akan terbuka dan tertutup dengan sendirinya. Pada saat itulah proses pembersihan dari upaya hack sedang dilakukan.

"Jadi kita buka, tutup bersihkan lagi, buka lagi. Begitu. Karena kalau kita buka terus akan merepotkan banyak pihak juga," terang Arief. (**H)


Sumber: Okezone