Tidak Diterima Anaknya di Sekolah SMP 21 Pekanbaru, Warga Tempatan Datangi Sekolah

Wali murid datangi SMP 21 Pekanbaru, Kamis (5/7/2018)

SeRiau - Kamis pagi (5/7/2018) ratusan orang tua wali murid calon siswa baru mendatangi SMP Negeri 21 Pekanbaru. Pasalnya, anak-anak mereka tidak berasal dari warga tempatan tidak diterima disekolah tersebut.

Orangtua wali murid merasa keberatan dengan sistem baru tersebut.

"Masak saya dan anak yang tinggal hanya berbatas tembok dengan sekolah ini tidak diterima," kata warga setempat Ari, Kamis (5/7/2018).

Disela-sela, mereka para wali murid langsung memenuhi gerbang sekolah, dan sampai ke halaman sekolah, sambil berteriak agar anak mereka diterima.

"Ini jelas-jelas telah bertentangan dengan wajib belajar 9 tahun. Pemerintah juga mengatakan bahwa sistem zonasi itu bertujuan untuk mengurangi biaya, kecelakaan sampai kemacetan," ucap Ari.

Adapun tujuan dari wali murid mendatangi SMP Negeri 21 ialah, karena nilai rata-rata anak-anak mereka tidak memenuhi standar dan tidak diterima.

Menurut Ari tindakan tegas yang dilakukan oleh pihak sekolah ini telah mencederai cita-cita negara dimana setiap warga negara Indonesia berhak untuk bersekolah selama 9 tahun pada tingkatan pendidikan dasar.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Sekolah SMP 21, Asmar mengatakan, pihaknya hanya melakukan penerimaan siswa baru sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan dari Dinas Pendidikan RI.

Ia menilai, penerimaan siswa baru ini telah sesuai dengan prosedur yang benar. "Dimana saat penerimaan kami meminta surat domisili, KK asli lalu kami input kedalam sistem," ujar Asmar

"Setelah data kami input maka keluarlah nilai terendah 229.70. Sedangkan yang tertinggi 274 dengan total penerimaan 192 siswa baru. Dimana zonasi kita berada di dua Kecamatan," tegasnya.

"Kami menjalankan kebijakan yang sudah ditetapkan. Ini juga sudah sesuai dengan kuota. Seandainya atasan saya membuat kebijakan baru, kami juga akan menurutinya. Mau sekolah sampai sore pun akan kami lakukan," pungkasnya.

Terkait tidak diterimanya siswa tempatan, Asmar menambahkan bahwa sebagian besar siswa tempatan justru tidak memiliki nilai akademik yang memadai sehingga kalah saing dengan penduduk bukan tempatan namun masih dalam satu zonasi.

Selama lebih kurang satu setengah jam, mulai dari pukul 09:00 sampai pukul 10:30 WIB berada di sekolah, para wali murid baru bubar setelah mendapatkan respon dan tanggapan langsung dari kepala sekolah SMP 21 Pekanbaru. (**H)